Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta kepada pemerintah untuk mempercepat penyelesaian perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Ketua Bidang Industri Manufaktur APINDO sekaligus Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman mengatakan kerja sama ini cukup penting, mengingat Indonesia belum memiliki free-trade agreement (FTA) yang cukup jelas saat ini, sehingga Indonesia masih kalah saing dengan negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara.
"Kerja sama IEU-CEPA itu karena kita ingin dapat bersaing dengan pesaing kita itu, terutama dengan negara-negara ASEAN sendiri. Terutama dari Vietnam, Thailand, Vietnam. Nah sementara Vietnam itu sudah ada JEPA dengan EU.," kata Adhi saat ditemui oleh wartawan dalam acara Halal Bi Halal Apindo di Ayana MidPlaza, Senin (14/4/2025).
Pihaknya mengatakan bahwa dengan adanya FTA yang jelas, maka suatu negara dapat memperoleh keuntungan dan dapat bersaing di kancah global.
"Sehingga mereka banyak mendapatkan fasilitas. Dari Indonesia kita masih kalah di sana," tambah Adhi.
Oleh karena itu, Adhi meminta kepada pemerintah untuk mempercepat kerja sama ini, agar Indonesia dapat bersaing dengan negara sesama ASEAN, terutama Vietnam.
"Kalau IEU-CEPA bisa segera ditandatangani, ini menjadi insentif bagi dunia usaha untuk kita bisa masuk ke pasar Eropa dan bersaing dengan Vietnam," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan perundingan perjanjian dagang IEU-CEPA dapat diselesaikan pada semester pertama tahun 2025. Saat ini, masih ada sejumlah aspek teknis yang perlu dirundingkan lebih lanjut.
Kendati demikian, pihaknya optimis IEU-CEPA bisa segera rampung di semester I-2025.
"Mudah-mudahan semester I (2025) selesai ya, karena IEU-CEPA ini penting. Banyak sektor yang berpeluang masuk ke pasar Uni Eropa, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, dan produk pertanian. Ini adalah cara kita membuka pasar baru," kata Budi di Jakarta, Kamis (5/3/2025).
Budi menekankan, perjanjian dagang IEU-CEPA dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia, dengan membuka akses ekspor yang lebih luas ke Uni Eropa. Namun, ia juga mengakui kondisi perdagangan global saat ini semakin kompetitif, sehingga setiap negara menghadapi tantangan dalam menambah perjanjian dagang baru.
Perlu diketahui, sejak dimulai sembilan tahun lalu, perundingan IEU-CEPA telah melalui 19 putaran negosiasi. Perjanjian ini mencakup tiga pilar utama, yaitu akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi serta pengadaan publik, dan harmonisasi regulasi perdagangan.
Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan hubungan ekonomi antara kedua pihak dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini: