Penyebab Beras Numpuk Jutaan Ton di Bulog, Stok Jumbo Masalah Nggak?

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyebut, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog saat ini sudah melampaui angka 4 juta ton. Ditambahkan, angka ini adalah rekor tertinggi sejak 57 tahun lalu.

Masih menurut catatan pemerintah, pada saat Indonesia mencapai swasembada pangan tahun 1984 silam, stok CBP saat itu lebih rendah. Diklaim hanya 3 juta ton.

Lantas, apa untungnya jika stok CBP di gudang Bulog terus menumpuk?

Apalagi, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memprediksi, dalam sebulan ini, Bulog akan mampu menyerap 400-500 ribu ton setara beras hasil gabah petani di dalam negeri. Hingga akhir tahun 2025, Bulog ditargetkan bisa menyerap 3 juta ton setara beras hasil panen gabah petani di dalam negeri.

Sebagai catatan, beras 4 juta ton yang saat ini ada di gudang Bulog juga termasuk stok beras di akhir tahun 2024. Di dalamnya ada beras yang diimpor oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2024 lalu. Saat itu, Jokowi membuka keran impor untuk 4,1 juta ton beras, di mana 500.000 di antaranya adalah sisa penugasan tahun 2023.

Dengan rencana penyaluran bantuan pangan berupa 10 kg beras untuk 2 bulan, kemungkinan beras yang akan digelontorkan hanya sekitar 360.000 ton. Artinya, beras CBP di gudang Bulog masih akan berlimpah.

Stok Numpuk di Gudang Bulog Bahaya atau Tidak?

Pengamat Pertanian Khudori pun menyoroti berlimpahnya stok CBP di gudang Bulog.

Kata dia, stok yang besar menyisakan sejumlah pekerjaan rumah (PR) tidak mudah.

"PR ini muncul terutama karena pada dasarnya beras adalah barang yang tidak tahan lama. Sebaik apapun perawatan dilakukan, risiko turun mutu tidak dapat dihilangkan sama sekali karena yang disimpan barang mudah rusak," ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (3/6/2025).

Menurut Khudori, beras idealnya hanya bisa disimpan maksimal 4 bulan. Lebih dari itu, harus dikeluarkan dari gudang untuk disalurkan agar beras tidak berpotensi turun mutu, bahkan rusak.

"Beras yang disimpan di gudang sebagai stok mati/stok statis memerlukan perawatan lumintu. Kian lama penyimpanan kian besar biaya perawatan. Ini akan membebani BULOG sebagai korporasi. Selain itu, terbuka risiko penyusutan volume dan turun mutu," jelasnya.

Bulog, imbuh dia, bisa menguasai stok beras berlimpah hingga lebih dari 4 juta ton karena sejak awal taun 2025 diperintahkan terus menyerap gabah/beras produksi petani.

"Sementara penyaluran atau penjualan disetop. Sejak awal 2025 hingga kini penyaluran untuk operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hanya 181.173 ton. Outlet bantuan pangan beras yang sudah diputuskan akan disalurkan Januari-Februari 2025 pun disetop. Inilah yang membuat stok beras jumbo," bebernya.

Karena terus diisi tanpa penyaluran, lanjutnya, gudang Bulog menjadi penuh dan bahkan harus menyewa gudang berkapasitas 1,4 juta ton.

"Ini semua sisi pengeluaran yang kemudian membuat Bulog pada triwulan I-2025 merugi sebesar Rp1,4 triliun," sebutnya.

Karena itu, tukasnya lagi, stok jumbo di gudang Bulog harus segera disalurkan. Dengan perhitungan, tetap menjaga stok akhir tahun 2025 tetap di level 1,2 juta ton.

"Artinya, Bulog harus mengeluarkan 2,8 juta ton beras. Sisa waktu hanya 7 bulan, berarti per bulan harus menyalurkan 400.000 ton. Ini tidak mudah. Sepanjang sejarah BULOG penyaluran, untuk operasi pasar, bantuan dan lainnya, jarang bisa mencapai 400 ribu ton/bulan," paparnya.

"Sementara usia beras di gudang Bulog terus bertambah. Saat ini setidaknya ada ratusan ribu ton beras berusia 9-14 bulan dan puluhan ribu ton berusia lebih 14 bulan. Agar tidak turun mutu dan susut volume, bahkan rusak, beras itu perlu segera disalurkan. Karena penyaluran bulanan harus besar, sebaiknya pemerintah tidak hanya mengandalkan operasi pasar dan bantuan pangan beras yang sudah direncanakan," kata Khudori.

Sebab, sambungnya, Presiden Prabowo Subianto sudah mengeluarkan Inpres No 6/2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri Serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah pada 27 Maret 2025.

"Di Inpres itu outlet beras Bulog terbentang luas. Mulai SPHP, bantuan pangan (termasuk bantuan pangan luar negeri), tanggap darurat bencana, untuk TNI/ASN/Polri dan program Makan Bergizi Gratis, dan CBP pemda. Bahkan untuk bansos," ucap Khudori.

Lebih Cepat

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis swasembada beras tanpa impor terwujud tahun ini. Hal tersebut disampaikan dalam keterangan persnya usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 2 Juni 2025.

"Target dari Bapak Presiden, awal rencana kita swasembada empat tahun, kemudian tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor," katanya dalam keterangan resmi.

Dia menambahkan, stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton.

"Tertinggi selama 57 tahun dan pernah kita capai 3 juta ton, yaitu tahun 1984," ucapnya.

 BPS (bahan paparan konferensi pers 2/6/2025)Foto: Perkembangan harga beras tahun 2025. (sumber: BPS (bahan paparan konferensi pers 2/6/2025)
Perkembangan harga beras tahun 2025. (sumber: BPS (bahan paparan konferensi pers 2/6/2025)


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BULOG Simpan 3,7 Juta Ton Beras, Melampaui Era Soeharto

Next Article Bulog Minta Anggaran Rp57 Triliun Demi Numpuk Stok Beras

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |