Pertumbuhan Ekonomi RI Tak Sampai 5%, Bos Asuransi Bilang Gini

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengungkapkan dampak pertumbuhan ekonomi RI tidak sampai 5% pada tiga bulan pertama tahun ini.

Presiden Direktur Prudential Indonesia Tony Benitez mengatakan bahwa penting untuk melihat bahwa gejolak geopolitik dan ekonomi global tidak hanya menimpa Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Ia memandang dampak perang tarif yang dipicu Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump belum berdampak besar bagi Indonesia.

"Dari perspektif saya, kita sudah menangkal badai itu sangat sangat baik, dan sebagian karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kontrol apa yang bisa kita pengaruhi, dan apa yang tidak," pungkas Benitez selepas paparan kinerja tahun 2024 Prudential Insurance di Habitate, Kamis (8/5/2025).

Dalam kondisi yang penuh gejolak ini, Prudential berupaya untuk lebih efisien terhadap berbagai biaya dan beban. Di sisi lain, Benitez mengatakan pihaknya juga mengembangkan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan nasabah terhadap berbagai segmen.

Dampak keadaan ini terhadap premi Prudential Insurance juga disebut tidak besar. Benitez mengungkapkan premi bisnis baru bertumbuh 17% secara year to date (ytd) hingga April.

Produk asuransi unit link Prudential juga disebut tidak terdampak. Sebab portofolio investasi perusahaan tidak banyak terkena eksposur perusahaan-perusahaan AS.

"Kebanyakan funds kita tidak terlalu terekspos terhadap perusahaan-perusahaan AS. Misalnya, perusahaan-perusahaan farmasi yang memiliki eksposur terhadap polis. Jadi, kita melihat dengan manajemen funds kita dan kita sudah mengetahui bahwa eksposurnya sedikit. Jadi, dampaknya minimal," ujar Direktur Prudential Adit Trivedi pada kesempatan yang sama.

Benitez menambahkan bahwa pihaknya juga melakukan berbagai sosialisasi agar para pemegang polis memahami dampak kondisi saat ini terhadap produk unit link. Di samping itu, Prudential Insurance juga mengedukasi para agen asuransinya, serta berkoordinasi dengan para pengelola investasi.

"Dan poin terakhir, jika kita melihat dari surrender atau penarikan premi, [ukurannya] kecil. Jadi, tidak ada dampak terhadap penarikan premi," ungkap Benitez.

Trevedi mengungkapkan bahwa meskipun Prudential sendiri lebih menyukai investasi pada instrumen fixed income, kenyataannya mayoritas nasabah (sekitar 55%) memilih untuk menempatkan dana mereka di instrumen saham (equities), yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, namun juga lebih berisiko. Sisanya (sekitar 45%) diinvestasikan di fixed income.

Mengingatkan saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4,87% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kondisi ini tidak terlepas dari bayang-bayang gejolak domestik dan global.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Tetap Hijau Saat Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%

Next Article BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di 2025, Konsumsi Masih Lemah!

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |