Prabowo Sambut Sekjen Partai Komunis To Lam, Begini Ekonomi RI-Vietnam

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Senin sore hari ini (10/3/2025) pukul 16.20 WIB, Presiden Prabowo Subianto akan menerima Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam (PKV), To Lam di Istana Kepresidenan Jakarta.

Kedatangan Sekjen PKV ke Indonesia dalam rangka kunjungan kenegaraan bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Viet Nam.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menjelaskan nantinya To Lam dengan Prabowo akan melakukan pertemuan tête-à-tête atau pertemuan empat mata.

Yusuf melanjutkan, bahwa setelahnya akan digelar pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan Vietnam untuk membahas kerja sama di berbagai bidang.

"Sebagai bagian dari rangkaian acara, Presiden Prabowo dan Sekjen To Lam akan memberikan keterangan pers bersama guna menyampaikan hasil pertemuan kepada publik," ucap Yusuf.

Lebih lanjut, Yusuf juga menyatakan bahwa To Lam turut akan menemui pengusaha dan pimpinan MPR, DPR, dan DPD RI selain menghadiri agenda di Istana Kepresidenan.

"Selain penyambutan kenegaraan dan pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, selama di Indonesia Sekjen To Lam juga diagendakan untuk bertemu dengan para pengusaha serta pimpinan MPR, DPR, dan DPD RI," tegas dia.

Kunjungan kenegaraan ini merupakan kunjungan pertama bagi Sekjen To Lam sebagai Sekjen PKV. Momentum kunjungan ini diharapkan dapat memperkokoh kemitraan strategis antara Indonesia dan Viet Nam.

Lantas bagaimana perbandingan kondisi ekonomi VIetnam Vs Indonesia?

Berbicara soal kondisi ekonomi, bisa dibilang saat ini Vietnam lebih unggul dari Indonesia.Negara berpenduduk 100 juta tersebut makin menunjukkan tajinya menjadi bintang baru Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 7,09%. Sedangkan kita, tumbuh lebih lambat hanya 5,04% pada 2024.

Dikutip dari Reuters, Direktur Jenderal Badan Pusat Statistik (GSO) Nguyen Thi Huon, menjelaskan pertumbuhan 7,09% menunjukkan pemulihan yang luar biasa dan menempatkan negara ini sebagai titik terang ekonomi regional.

Huong mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi negara ini semakin meningkat sepanjang tahun, dengan setiap kuartal menunjukkan perbaikan progresif.
Sementara itu, sektor industri dan konstruksi serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masing-masing berkontribusi 45,17% dan 5,37% terhadap pertumbuhan PDB negara, dengan kenaikan sebesar 8,24% dan 3,27%.

PDB Vietnam mencapai lebih dari VND 11,51 kuadriliun atau sekitar US$ 476,3 miliar pada 2024, dengan PDB per kapita naik menjadi VND 114 juta atau sekitar US$ 4.700, mencatatkan kenaikan US$ 377 dibandingkan tahun 2023.

Ekspor berperan besar dalam mendongkrak ekonomi Vietnam. Sepanjang 2024, ekspor Vietnam tumbuh 14,3% dengan nilai mencapai US$405,53 miliar.

Sebagai catatan, ekspor Thailand bahkan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Indonesia. Hingga Januari-November 2024, nilai ekspor Indonesia hanya US$241,25 miliar.

Lonjakan ekspor didorong oleh penjualan elektronik, handphone, baju dan produk pertanian. Investasi Vietnam juga berlari kencang dengan derasnya aliran modal asing.

Investasi langsung pada 2024 meningkat 9,4% menjadi US$ 25,35 miliar. Beberapa perusahaan teknologi besar pun banyak lari ke sana membawa modal lebih banyak dibandingkan ke Indonesia.

Sebut saja Apple dan Samsung yang menempatkan investasi langsung lebih dari Rp200 trliiun, sementara di Indonesia, Apple memberikan investasi Rp1,6 triliun, dan Samsung hanya Rp8 triliun.

Ada beberapa hal yang membuat minat asing rasanya lebih tertarik masuk ke Vietnam. Meihat data dari pengenaan pajak untuk PPh badan di kita cenderung lebih tinggi hingga 25%. PPn juga sama, di Vietnam hanya 8%, tetapi di Indonesia sudah mencapai 11% dan 12% untuk barang mewah.

Di sisi lain, Indonesia juga lebih rentan terjadi korupsi, tercermin dari nilai indeks yang lebih rendah. Sementara itu, soal hukuman koruptor di Vietnam bisa dibilang lebih tegas, bahkan tak segan bisa diberikan hukuman mati. Sedangkan, di Indonesia hukuman koruptor rata-rata hanya dipenjara selama 6,5 tahun.

Begini gambaran perbandingan kondisi Indonesia Vs Vietnam saat ini : 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |