Proyek di Natuna Beroperasi, Bahlil Sebut Pasokan Gas RI Akan Surplus

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia bisa 'kebanjiran' gas pada tahun 2026-2028 mendatang.

Hal itu salah satunya karena pasokan gas dalam negeri turut disokong oleh produksi dari Lapangan Terubuk yang terletak di PSC South Natuna Sea Block B, lepas pantai (offshore) Laut Natuna, Kepulauan Riau.

Bahlil menyebut, potensi produksi gas dari lapangan minyak dan gas bumi tersebut mencapai 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

"Ada juga produksi gas sebesar 60 MMSCFD dari blok ini. Maka, kalau 2026-2027-2028, gas kita akan sudah bisa, Insya Allah, surplus," jelasnya dalam peresmian proyek migas Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk di Laut Natuna, dikutip Senin (19/5/2025).

Belum lagi, dia mengatakan kedua proyek yang baru saja diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Jumat (16/5/2025) ini juga diperhitungkan bisa menambah produksi minyak nasional hingga 20.000 barel per hari (bph).

Dengan begitu, dia mengungkapkan potensi surplus gas nasional maksimal pada tahun 2027 mendatang bisa membuat Indonesia fokus pada produksi minyak, termasuk untuk produksi bensin dan Solar.

"Tinggal kita fokus di minyak, termasuk bensin dan Solar. Tapi, kalau Solar, di 2026, kita mulai kembangkan B50, maka, Insya Allah, tidak lagi kita melakukan impor Solar," tandasnya.

Lapangan Forel

Khusus Lapangan Forel, proyek tersebut terhitung memiliki kapasitas produksi minyak hingga 10.000 bph dan berpotensi mencapai 13.500 bph.

Proyeknya itu sendiri, mencakup pembangunan FPSO Marlin Natuna, pengembangan 2 platform, serta 7 sumur.

Lapangan Forel itu sendiri sudah berproduksi sejak 12 Mei 2025 lalu dan melibatkan hingga 1.500 tenaga kerja.

Total investasi Lapangan Forel tercatat mencapai US$ 282 juta setara Rp 4,64 triliun. Detailnya, investasi untuk fasilitas mencapai US$ 135 juta setara Rp 2,22 dan investasi sumur mencapai US$ 147 juta setara Rp 2,42 triliun.

Lapangan Terubuk

Sedangkan, Lapangan Terubuk terdiri dari dua fasilitas yakni Terubuk L (WHP-L) dan Terubuk M (WHP-M). Lapangan tersebut sudah berhasil melakukan produksi pertamanya terutama pada Lapangan Terubuk L sejak 24 April 2025 sebesar 4.000 bph.

Sedangkan, Lapangan Terubuk M ditargetkan bisa memulai produksi pertamanya pada Oktober 2026 mendatang.

Potensi keseluruhan produksi minyak dari Lapangan Terubuk tersebut ditaksir akan mencapai 6.500 bph. Selain itu ada pula potensi produksi gas yang mencapai 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Proyek Lapangan Terubuk tercatat melibatkan lebih dari 650 tenaga kerja dengan total investasi sebesar US$ 326 juta setara Rp 5,36 triliun. Dari total investasi tersebut, sebanyak US$ 182 juta setara Rp 2,99 triliun digunakan untuk investasi fasilitas dan sebesar US$ 144 juta setara Rp 2,37 triliun digunakan untuk investasi sumur.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Resmikan Lapangan Migas Rp 9, 8 T

Next Article Prabowo Targetkan Produksi Minyak RI Tembus 900 Ribu Barel di 2029

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |