Jakarta, CNBC Indonesia - Lenovo dikenal sebagai produsen laptop pribadi terbesar di dunia. Namun, kejayaannya mulai goyang.
Pada pekan ini, Lenovo melaporkan profit perusahaan jauh di bawah ekspektasi pasar dengan penurunan 64% di kuartal yang berakhir pada 31 Maret 2025.
Perusahaan menyebut penurunan profit tersebut sebagian besar disebabkan anjloknya nilai jaminan non-tunai.
Profit perusahaan tercatat sebesar US$90 juta atau di bawah rata-rata estimasi analis sebesar US$225,8 juta, menurut data LSEG.
Sementara itu, pendapatan perusahaan yang dibukukan sebesar US$16,98 miliar atau sedikit di atas ekspektasi analis sebesar US$15,6 miliar, dikutip dari Reuters, Kamis (22/5/2025).
Lenovo baru saja meluncurkan PC berbasis AI pertama di China pada Mei 2024, disusul dengan peluncuran globalnya pada September 2024.
CEO Lenovo Yang Yuanqing memproyeksikan PC AI akan menyumbang seperempat dari pengiriman Lenovo pada 2025, dan berpotensi mencapai 80% pada 2027 mendatang.
Perusahaan telah mengintegrasikan teknologi AI dari startup DeepSeek asal China ke dalam perangkat-perangkatnya, termasuk PC dan tablet. DeepSeek merupakan sistem AI China yang mengguncang pasar karena diklaim berbiaya rendah dan mampu menandingi akurasi dan kecanggihan sistem AI mahal buatan Amerika Serikat (AS).
Bisnis infrastruktur solusi Lenovo yang meliputi server mencatat pertumbuhan pendapatan 64% pada kuartal yang berakhir Maret lalu, dibandingkan dengan periode serupa pada tahun sebelumnya
Saham Lenovo yang terdaftar di bursa Hong Kong anjlok 2,08% pasca laporan kinerja dirilis pekan ini. Sepanjang tahun, saham Lenovo sudah ambruk 1,69%.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: UEA Luncurkan Model AI Berbahasa Arab
Next Article AI China Bikin Amerika Ketar-Ketir, Ini Bukti Nyatanya