loading...
Potensi pembagian dividen tahun buku 2024 akan menjadi salah satu agenda yang paling dinanti para investor dalam RUPS tahunan TUGU pekan depan. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk ( TUGU ) dijadwalkan menggelar rapat umum pemegang saham ( RUPS ) tahunan awal pekan depan, Senin 28 April 2025.Sebanyak7 agenda akan dibahas dalam RUPS tahunan tersebut, termasuk penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, atau potensi pembagian dividen.
Pembagian dividen emiten ini termasuk yang ditunggu oleh para analis dan investor karena TUGU rutin membagikan dividen dengan yield yang cukup besar. Pada tahun buku 2023 lalu misalnya, TUGU membagikan dividen dengan rasio pembayaran 40% yang setara dengan Rp123,26 per saham. Dividen itu memiliki yield 12,7%.
Bahkan, pada saat pandemi emiten ini masih membagikan dividen yang cukup besar. Pada tahun buku 2022, TUGU tercatat membagikan dividen Rp138,86 miliar atau 40% dan tahun buku 2021, dividen yang dibagikan mencapai Rp126,59 miliar atau 40% dari laba. Imbal hasil dividen untuk 2022 mencapai 4% dan 2021 mencapai 5%.
Analis Phintraco Sekuritas Nurwachidah mengatakan, sejak go public pada 2018 lalu, emiten ini selalu membagikan dividen dengan rasio pembayaran minimal 30% dari laba bersih. Bahkan pada tiga tahun terakhir, rasio pembayaran naik menjadi 40% dari laba bersih. "Kalau menggunakan asumsi payout ratio sekitar 40% maka dividen berada di kisaran Rp280 miliar atau Rp78,75 per saham. Dividen yield masih di atas 7,6% jadi masih cukup menarik," tutur Nurwachidah dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).
Menurut dia, saham yang konsisten membagikan dividen dengan yield menarik cocok untuk dijadikan salah satu pilihan investasi jangka panjang. Terlebih, saham emiten tersebut menurutnya masih memiliki valuasi yang menarik alias murah. Beberapa faktor yang jadi sorotan adalah rasio price to book value (PBV) TUGU masih di bawah 0,4% dengan price to earning ratio (PER) masih di bawah 0,6x.
PBV adalah metode valuasi yang membandingkan nilai buku suatu emiten dengan harga pasarnya. Adapun PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya. Semakin rendah PBV dan PER mencerminkan saham tersebut relatif lebih murah, dan begitu pula sebaliknya.
"Umumnya emiten dengan dividen yield tinggi akan mengalami koreksi sebentar. Namun, dengan valuasi saham yang cukup rendah, koreksi ini tidak sebanding dengan potensi kenaikan," ujarnya.
Saham TUGU tercatat telah telah melesat 14,69% dalam 9 hari terakhir perdagangan bursa. Berdasarkan data dari Bloomberg ada 6 analis yang memberikan proyeksi terhadap saham TUGU, Semuanya memberikan rekomendasi beli atau buy dengan target harga di Rp1.410 hingga Rp2.435.
(fjo)