Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis kebijakan baru. Ia menandatangani perintah eksekutif yang memperluas penggalian harta karun mineral tanah jarang (rare earth), baik di perairan domestik AS maupun internasional.
Para pembantunya menyebut AS bisa meraup lebih dari satu miliar metrik ton nodul laut dalam yang kaya mineral. Ini bisa mendatangkan ratusan miliar dolar ke ekonomi AS.
"Hari ini, Presiden Donald J. Trump menandatangani Perintah Eksekutif yang bersejarah untuk memulihkan dominasi Amerika dalam mineral dan sumber daya lepas pantai yang penting," bunyi pengumuman Gedung Putih yang dimuat di whitehouse Kamis waktu setempat, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (25/4/2025).
"Perintah tersebut menciptakan pasokan domestik yang kuat untuk mineral penting yang berasal dari sumber daya dasar laut. Perintah tersebut memperkuat kemitraan dengan sekutu dan industri untuk melawan pengaruh China di ruang sumber daya mineral dasar laut," tambahnya.
Setidaknya ada beberapa kementerian yang terlibat. Menteri Perdagangan AS, Menteri Dalam Negeri serta Menteri Energi diminta memberikan laporan yang mengidentifikasi kepentingan dan peluang eksplorasi.
Perintah tersebut juga menyebut lembaga keuangan pembangunan dari pemerintah federal AS, United States International Development Finance Corporation (DFC), Lembaga Pembiayaan Ekspor (ECA) serta Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA). Mereka diharap memberikan laporan yang mengidentifikasi alat-alat untuk mendukung eksplorasi sumber daya mineral dasar laut domestik dan internasional, ekstraksi, pemrosesan, dan pemantauan lingkungan.
"Kepemimpinan visioner Presiden Trump memposisikan Amerika Serikat di garis depan produksi dan inovasi mineral kritis," bunyi fact sheet itu lagi.
"Dengan Perintah Eksekutif ini, Presiden Trump mempercepat eksplorasi dan pengembangan mineral dasar laut untuk membuka sumber daya lepas pantai yang luas demi keuntungan ekonomi dan strategis Amerika," tambahnya.
Mengutip AFP, Trump memberi menteri-menterinya yang bertanggung jawab waktu hingga 60 hari. Data laman yang sama menyebut sumber daya dasar laut utama meliputi nodul polimetalik, kerikil seukuran kentang yang ditemukan di kedalaman 13.000 hingga 20.000 kaki (4.000 hingga 6.000 meter) yang mengandung mangan, besi, kobalt, tembaga, dan nikel.
Seorang pejabat senior pemerintah AS, sesaat sebelum penandatanganan Trump mengatakan bahwa AS dapat memperoleh lebih dari satu miliar metrik ton material. Proses tersebut dapat menciptakan sekitar 100.000 lapangan kerja dan menghasilkan PDB domestik sebesar US$300 miliar (Rp 5.000 triliun) selama 10 tahun.
Sementara itu kelompok lingkungan mengecam Trump. Penambangan laut bisa menyebabkan kerusakan ekologi yang besar.
"Percepatan penambangan laut dalam merupakan bencana lingkungan yang sedang terjadi," kata seorang pengacara senior di Center for Biological Diversity, Emily Jeffers, dalam sebuah pernyataan.
"Trump mencoba untuk membuka salah satu ekosistem Bumi yang paling rapuh dan paling tidak dipahami untuk eksploitasi industri yang sembrono," tambahnya,"
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ditekan Trump, Nvidia Akan Bangun Server di AS Rp 8000 Triliun
Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump