Liputan6.com, Jakarta - Timur Barat Research Center (TBRC) belum lama ini merilis hasil survei terbaru yang menggambarkan elektabilitas pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota jelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kota Bekasi 2024.
Direktur Eksekutif TBRC Johanes Romeo menjelaskan, dalam rangka memperoleh data yang akurat, responden diberikan pertanyaan secara langsung (Spontaneous Awareness) dan secara tertutup (Aided Awareness) menggunakan kertas suara.
"Jika pemilihan Wali Kota Bekasi diadakan sekarang, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota mana yang akan Ibu/Bapak/Saudara pilih di antara ketiga paslon berikut? Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan calon Tri Adhianto-Harris Bobihoe memperoleh dukungan suara signifikan, dengan pilihan Top of Mind mencapai 41,9%," ujar Johanes Romeo melalui keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).
Dia mengatakan, pasangan Heri Koswara-Sholihin dipilih sebanyak 28,7%, sedangkan pasangan Uu Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni mendapat 5,2%, dan 24,2% responden tidak menjawab atau memilih.
"Dalam pertanyaan tertutup (Aided Awareness), tingkat keterpilihan pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe mencapai 52,1%, pasangan Heri Koswara-Sholihin 33,4%, dan pasangan Uu Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni 5,7%, sementara 9,8% responden tidak menjawab atau memilih," papar Romeo.
"Ada korelasi kuat antara tingkat elektabilitas ketiga paslon dengan tingkat popularitas dan kesukaan," sambung dia.
Romeo menjelaskan, survei tingkat popularitas pasangan Tri Adhianto-Harris Bobihoe mencapai 79,3% dan tingkat kesukaan 78,8%.
Sementara itu, lanjut dia, Heri Koswara-Sholihin memiliki tingkat popularitas 53,6% dan tingkat kesukaan 50,8%.
Keberadaan kotak kosong dalam Pilkada membawa implikasi yang signifikan bagi dinamika politik lokal. Di satu sisi, hal ini dapat mendorong pasangan calon tunggal untuk bekerja lebih keras dalam meyakinkan pemilih dan membuktikan kelayakan mereka. Di ...
Hasil Survei Selanjutnya
Kemudian, lanjut Romeo, Uu Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni mencatat tingkat popularitas 12,8% dan kesukaan 10,8%.
Dia menjelaskan, latar belakang pemilih di Kota Bekasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih calon wali kota/wakil wali kota karena alasan pengalaman di pemerintahan (28,2%), bebas dari korupsi (27,4%), peduli pada rakyat (21,9%), visi misi kandidat (8,8%), religius (4,4%), dan alasan lainnya (9,3%).
"Dalam hal kemantapan pilihan, survei menunjukkan bahwa 77,6% responden merasa mantap dengan pilihan mereka terhadap pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, sementara 22,4% menyatakan bahwa pilihan mereka masih mungkin berubah," kata Romeo.
Dia menyebut, survei ini dilaksanakan dalam rentang waktu dari tanggal 7 hingga 15 Oktober 2024, dengan tujuan memberikan wawasan mendalam mengenai preferensi pemilih menjelang pemilihan.
Romeo menyatakan, metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel survei adalah stratified multistage random sampling. Pendekatan ini dipilih untuk memastikan representativitas dan akurasi data yang diperoleh.
Sebanyak 1.250 responden berpartisipasi dalam survei ini, jumlah yang mencerminkan keragaman demografis masyarakat Kota Bekasi. Margin of error yang diperoleh dalam survei ini adalah +/- 2,77% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Menunjukkan bahwa hasil survei dapat diandalkan sebagai acuan untuk memahami kecenderungan politik masyarakat," kata Romeo.
Analisis Faktor Pengaruh Pemilih
Romeo menyatakan, klaster survei mencakup 12 kecamatan di Kota Bekasi, yang dipilih secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada 2024. Dengan pendekatan ini, setiap kecamatan terwakili sesuai dengan jumlah pemilihnya.
"Stratifikasi survei juga dilakukan berdasarkan proporsi jenis kelamin, sehingga hasil yang diperoleh mencerminkan pandangan baik dari laki-laki maupun perempuan di wilayah tersebut," terang dia.
Pengumpulan data, lanjut Romeo, dilakukan oleh pewawancara terlatih yang dilengkapi dengan aplikasi teknologi untuk memudahkan proses pengumpulan informasi.
"Responden yang dipilih untuk diwawancarai dilakukan secara acak, sehingga hasilnya mencerminkan pandangan masyarakat secara keseluruhan," jelas dia.
Sementara itu, Pengamat Politik dan intelijen Universitas Indonesia Muhammad Sutisna menyatakan, angka ini mencerminkan kekuatan dukungan terhadap pasangan tersebut di kalangan pemilih.
"Dukungan yang kuat ini menunjukkan bahwa mereka mungkin menjadi salah satu pasangan yang paling diperhitungkan dalam kontestasi Pilkada 2024," ucap dia.
Melihat hasil ini, lanjut Sutisna, penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pemilih, seperti rekam jejak pasangan calon, program kerja yang ditawarkan, serta pandangan masyarakat terhadap isu-isu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
"Dengan dukungan yang cukup signifikan, Tri Adhianto-Harris Bobihoe tidak hanya menunjukkan peluang besar untuk menang dalam Pilkada 2024, tetapi juga mencerminkan dinamika politik menarik di Kota Bekasi," ucap dia.
Menurutnya, masyarakat tampaknya memiliki harapan besar terhadap pasangan ini untuk membawa perubahan positif dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh kota tersebut.
"Seiring mendekatnya waktu pemilihan, dinamika ini tentu akan terus berkembang dan menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk pengamat politik, media, dan masyarakat umum," jelas Sutisna.