Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Warna Research Center (WRC) Frika Faudillah mengungkapkan hasil survei terkini terkait peta suara masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) terhadap tiga pasang calon Bupati dan Wakil Bupati jelang dua minggu pelaksanaan pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah 2024 (Pilkada 2024).
"Hasil survei yang digelar mulai tanggal 9-18 November 2024 dengan melibatkan 1.480 warga Kukar yang terdaftar dalam Daftar pemilih tetap pada Pilkada 2024 mencatatkan temuan temuan yang sangat signifikan," ujar Frika dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Di mana, lanjutnya, pasangan Dendi Suryadi-Alif Turiadi menang dalam Pilkada Kutai Kartanegara (Pilkada Kukar 2024) disebabkan tingginya elektabilitas pasangan Dendi Suryadi-Alif Turiadi mencapai 61,7%.
"Kemudian pasangan calon petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin mencapai 26,2% dan pasangan calon dari jalur independent Awang Yacoub Luthman-Ahmad Zais mencapai 2,2% dan yang tidak memilih mencapai 9,9%," terang Frika.
Hasil temuan tingkat elektabilitas ini, lanjut dia, diuji mengunakan simulasi pertanyaan tertutup dengan kertas kuisioner pada 1.480 responden yang ditanyakan 'Jika Pilkada Kutai Kartanegara di gelar hari ini pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati mana yang akan anda pilih?'.
"Begitu juga ketika 1.480 responden diuji untuk memilih pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara dengan simulasi pencoblosan dengan surat suara," kata Frika.
Hasilnya, sambung dia, pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Dendi Suryadi-Alif Turiadi meraih suara sebanyak 62,7%.
"Lalu paslon nomor urut 1 Edi Damansyah-Rendi Solihin mendapat suara sebanyak 30,8%, paslon nomor urut 2 Awang Yacoub Luthman-Ahmad Zais mendapatkan suara sebanyak 2,3%, dan kartu suara yang tidak dipilih atau dicoblos sebanyak 4,2%," papar Frika.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam menentukan pemimpin yang akan mengarahkan pembangunan daerah. Namun, praktik politik uang, termasuk penggunaan uang haram untuk membeli suara, menjadi ancaman serius bagi integritas demo...
Hasil Survei Top of Mind
Menurut Frika, WRC juga melakukan survei dari pilihan secara Top of mind, di mana. respoden diberikan kebebasan untuk memilih nama yang dipilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara jika pilkada digelar hari ini.
"Hasilnya, nama pasangan nomor urut 3 Dendi Suryadi-Alif Turiadi disebut dan dipilih sebanyak 57,4%, kemudian nama Edi Damansyah-Rendi Solihin disebut dan dipilih sebanyak 21,4%," kata dia.
"Lalu nama pasangan Awang Yacoub Luthman-Ahmad Zais disebut dan dipilih sebanyak 1,1%. Sementara sebanyak 20,1% tidak memilih dan memilih nama lainnya," sambung Frika.
Menurut dia, hasil survei ini juga memotret persepsi masyarakat Kutai Kartanegara terkait kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin selama memimpin Kabupaten Kutai Kartanegara selama dua periode.
"Dan hasilnya sebanyak 72,3 warga Kukar tidak menginginkan Edi Damansyah memimpin Kabupaten Kukar kembali dengan alasan sudah menjabat sebagai bupati dua periode Kutai Kartanegara," ucap Frika.
Lebih lanjut, sambung dia, selama 5 tahun terakhir sebanyak 26,7% menyatakan kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin sangat tidak memuaskan dan sangat buruk.
"Dan sebanyak 40,3% menyatakan tidak memuaskan dan buruk dan sebanyak 25,1% menyatakan sangat puas dan puas dan baik kinerja 5 tahun terakhir dari pemerintahan Edi Damansyah-Rendi Solihin dan sebanyak 7,9% abstain," kata Frika.
"Ketidakpuasan masyarakat Kutai Kartanegara terhadap kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin sangat beralasan karena dalam temuan survei yang melatarbelakangi ketidakpuasan masyarakat di antaranya sebanyak 70,3% warga Kutai Kartanegara mengeluh tentang buruknya infrastruktur untuk konektivitas antarwilayah," sambung dia.
Hasil Survei Lainnya
Terutama, lanjut Frika, memperlancar arus transportasi orang maupun barang di 20 kecamatan di Kutai Kartanegara. Kemudian dari respoden berlatar belakang petani dan pengebun dan pedagang sebanyak 68,2% mengeluh untuk mendapatkan BBM, pupuk subsidi, serta pengadaan alat pertanian.
"Selain itu, sebanyak 70,6% menilai selama 5 tahun terakhir pemerintahan Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan layanan air bersih dan energi listrik masih di wilayah -wilayah terpencil," kata dia.
"Lalu, sebanyak 71,4% menyatakan tidak tersedianya layanan kesehatan yang berkualitas. Dan Belum optimalnya layanan Puskesmas dan dukungan sarana prasarana kesehatan di Kutai Kartanegara dalam Lima tahun terakhir," sambung Frika.
Sementara, lanjut dia, sebanyak 65,7% responden menilai selama Lima tahun Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan ketersediaan ketersediaan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat di Kukar yang menyebabkan 6 ribu siswa lulusan SMP yang tidak tertampung di tingkat SMA atau sederajatnya.
"Sehingga, membebani biaya bagi para orang tua wali murid untuk memasukan anaknya di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat di luar Kutai Kartanegara," kata Frika.
"Akibat hal itu juga membuat ribuan murid lulusan SMP di Kutai Kartanegara tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat," sambung dia.
Metodologi Survei
Frika menjelaskan, dalam menentukan jumlah warga Kutai Kartanegara sebanyak 1.480 orang sebagai responden dalam survei ini digunakan metode Multistage Random sampling didasarkan pada populasi pemilih tetap untuk Pilkada Kutai Kartanegara 2024 sebanyak 552.469 pemilih yang terdaftar dengan 287.725 pemilih laki-laki dan 264.744 pemilih perempuan.
"Hasil survei ini memiliki Margin of Error sebesar -/+ 2,54% pada Tingkat Kepercayaan 95% *Survei WRC : Elektabilitas Dendi Suryadi-Alif Turiadi 62,7% , Edi Damansyah-Rendi Solihin 30,8%," tandas dia.
Sementara itu, Pengamat Politik Hilman Firmasyah menilai, hasil survei ini mengambarkan bahwa kekalahan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin disebabkan nilai approval rating yang rendah atau dibawah 50%.
Dan menurut Hilman, ini menjadi rumus bagi banyak petahana yang kalah di banyak Pilkada sebelumnya akibat tingkat approval Rating yang rendah.
"Hanya dengan cara cara curang seperti money politik dan pemberian bansos serta intimidasi dari oknum di struktur pemerintahan mulai dari tingkat desa hingga kabupaten dan didukung oleh penyelengara Pemilu saja yang bisa memenangkan pasangan petahana biasanya," ucap dia.
Menurut Hilman, tingginya elektabilitas Dendi Suryadi-Alif Turiadi, di mana, Dendi Suryadi yang merupakan putra daerah Kutai Kartanegara yang berkarir hingga mencapai kepangkatan Mayor Jendral, dan diusung oleh parpol-parpol yang ada di pemerintahan Prabowo -Gibran menjadi dasar masyarakat Kutai Kartanegara mayoritas memilih pasangan ini.
"Karena dalam penyediaan APBD untuk pembangunan dan mengatasi masalah masyarakat pada Lima tahun kedepan akan meningkat nantinya," papar dia.
"Selain itu tingginya Elektabilitas Dendi Suryadi-Alif Turiadi ada effect dari kemenangan Prabowo - Gibran pada pilpres 2024 di Kutai Kartanegara," pungkas Hilman.