Jakarta, CNBC Indonesia - Toko mebel di Klender, Jakarta Pusat tampak sepi dan tak lagi menunjukkan tanda-tanda kejayaan yang terjadi beberapa tahun lalu. Tak lagi banyak pembeli yang datang dan membeli hasil furnitur/mebel para pedagang.
Padahal dulu toko mebel di Klender disesaki pembeli. Belum lagi deru laju motor dan mobil yang berlalu lalang dan keberadaan warung-warung di pinggir jalan juga ikut menambah keramaian toko mebel.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Senin (10/3/2025), tampak toko-toko mebel di Klender, Jakarta sangat sepi. Hanya ada para pedagang yang tengah berdiam hingga memahat kayu mebelnya.
Latief, salah satu pedagang mebel mengungkapkan area toko mebel di Klender sepi sudah terjadi sejak pandemi Covid-19.
"Sejak Covid-19 penjualan turun drastis, ya lima tahunan lah ya," kata Latief saat ditemui CNBC Indonesia.
Menurutnya, selain karena Covid-19, penjualan menurun juga disebabkan karena kalah saing dengan penjual online.
Foto: Toko Mebel di Klender Sepi Bak Kuburan. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)
Toko Mebel di Klender Sepi Bak Kuburan. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)
"Selain karena Covid-19, toko online juga ngaruh, yang bikin parah, karena harga-harga mereka lebih murah," tambahnya.
Adapun menurutnya, meski kalah saing dengan toko online, tetapi dari segi kualitas, jauh berbeda.
"Kalau dibandingin sama kualitas, jelas jauh berbeda, mungkin lebih bagus offline, tapi tetap orang-orang sudah jarang ke toko offline, kecuali yang udah kecewa sama online," ujarnya.
Senada dengan Latief, pedagang mebel lainnya, Jajang juga bernasib sama, di mana tokonya sudah sepi sejak Covid-19.
"Penurunannya sejak Covid-19 ya, lumayan banget turunnya," timpal Jajang.
Bahkan menurutnya, penurunan penjualan telah mencapai 50%.
"Turunnya sampai 50%," tambahnya.
Adapun dari sisi harga, toko mebel yang berada di Klender, Jakarta Timur itu cukup bervariasi, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta.
Bukan terjadi saat Covid-19, toko mebel di Klender sudah sepi sejak 2017. Para pedagang saat itu sudah teriak omzet pendapatan mereka turun tajam. Pembeli tak banyak datang untuk membeli, kebanyakan hanya melihat-lihat barang dagangan saja.
(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini: