Tolong Jangan Lakukan Ini saat Mau Haji, belum Berangkat Sudah Batal Duluan Kata UAH

1 week ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Musim haji 2025 telah tiba. Ratusan ribu jemaah haji asal Indonesia mulai diberangkatkan ke Tanah Suci, Arab Saudi pada awal Mei 2025. Pada akhir April 2025, persiapan rampung dan telah matang. 

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial. Namun, niat dan persiapan spiritual menjadi bagian penting yang tidak boleh disepelekan.

Persoalan hati seperti riya atau pamer bisa menggerogoti makna ibadah, bahkan sebelum seseorang memulai perjalanannya ke tanah suci. Hal ini disampaikan secara tegas oleh pendakwah nasional, Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa bahaya riya bisa menggugurkan amal, termasuk niat untuk haji. Ia menyebut, banyak orang yang secara tidak sadar sudah “batal” hajinya sejak dari niat karena mengumbar keinginan berhaji demi pujian.

“Persoalan ini belum berangkat sudah bermasalah. Bermasalah itu batal. Belum apa-apa sudah batal,” ujar UAH dalam penjelasan dakwahnya, dikutip Selasa (29/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @wonderfulhajiumroh.

UAH mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan hati sebelum niat berhaji diwujudkan. Menurutnya, saat seseorang memamerkan rencana keberangkatan haji dengan maksud mencari pengakuan atau pujian dari orang lain, maka hal itu bisa mengotori niat ibadahnya.

“Bersihkan dulu sebelum berangkat. Hati-hati dengan riya, hati-hati dengan penyakit hati,” tegas UAH dalam ceramah tersebut.

Simak Video Pilihan Ini:

Satgas Pangan Cek Ketersediaan Bahan Pokok di Pasar Tradisional jelang Lebaran Idul Fitri 2025

Definisi Riya

Riya dalam ibadah, termasuk dalam haji, masuk kategori syirik kecil atau syirik khafi. Ini adalah bentuk syirik yang tersembunyi namun tetap bisa menggugurkan pahala amal yang dilakukan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), riya didefinisikan sebagai tindakan memperlihatkan amal atau kelebihan kepada orang lain dengan maksud untuk mendapatkan pujian atau sanjungan.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa sikap ini bukan hanya merusak hubungan dengan Allah, tapi juga mencederai makna penghambaan sejati kepada Sang Pencipta.

Ia mencontohkan, ada sebagian orang yang belum berangkat haji namun sudah memperlihatkan kemewahan persiapan, mengunggah segala prosesnya, dan menikmati pujian dari orang sekitar.

Padahal, hakikat ibadah haji bukan terletak pada pengakuan manusia, tapi pada keikhlasan dan ketaatan sepenuh hati kepada Allah SWT. Niat yang keliru bisa menjadikan amal tidak sah di sisi-Nya.

UAH menyarankan agar calon jamaah haji lebih fokus pada persiapan ruhani, memperbanyak istighfar, memperbaiki niat, dan menjaga kerahasiaan amal jika memang mampu untuk melakukannya.

“Allah yang wajib tahu. Bukan semua orang harus tahu. Karena kalau semua orang tahu dan itu yang dicari, ya sudah, itu saja balasan yang didapat,” katanya.

Ajakan UAH Soal Pembersihan Jiwa

Ia juga mengingatkan agar umat Islam tidak menjadikan haji sebagai ajang status sosial, kompetisi keluarga, atau penegasan kelas ekonomi. Haji adalah perjalanan ibadah, bukan parade popularitas.

Dalam konteks ini, UAH mengajak setiap calon jamaah haji untuk merenungkan kembali makna keberangkatan mereka, serta menjadikan perjalanan ini sebagai bentuk pembersihan jiwa.

Riya juga bisa merembet pada bentuk lain, seperti menganggap diri lebih baik daripada yang belum berhaji, atau merasa lebih suci dari orang yang belum mampu berangkat.

“Kalau merasa lebih hebat, lebih tinggi dari orang lain, itu penyakit. Justru orang yang benar-benar dekat dengan Allah itu semakin rendah hati, bukan malah meninggi,” ujar UAH.

Ia mengingatkan bahwa haji yang mabrur lahir dari niat yang benar, amal yang ikhlas, dan akhlak yang baik sepanjang proses ibadah di tanah suci maupun setelah pulang.

Sebagai penutup, UAH menyampaikan pesan agar setiap umat Islam menjaga niat dari awal, karena niat adalah fondasi utama dalam menentukan sah atau tidaknya sebuah amal di sisi Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |