Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah korban tewas akibat robohnya atap sebuah klub malam ternama di Santo Domingo, Republik Dominika, telah meningkat menjadi 231 orang. Peristiwa tragis ini memicu gelombang kesedihan nasional dan kemarahan dari keluarga korban yang mulai mengambil langkah hukum terhadap pemilik klub.
Peristiwa ini terjadi di Jet Set, sebuah klub malam ikonik yang menjadi tujuan hiburan malam populer di kawasan Karibia. Klub tersebut dilaporkan ambruk pada minggu lalu saat tengah menggelar acara, menyebabkan ratusan pengunjung tertimbun reruntuhan.
Dalam suasana yang biasanya dipenuhi dengan sukacita dan pesta pantai meriah, peringatan Holy Week (Pekan Suci) di Republik Dominika tahun ini berubah menjadi masa berkabung nasional. Angkatan Laut Republik Dominika telah mengumumkan pembatalan berbagai acara dan pesta pantai yang biasa digelar selama pekan tersebut.
Pemerintah kota juga turut mengambil langkah serupa dengan menangguhkan seluruh kegiatan tradisional Paskah yang biasa diadakan di alun-alun dan taman kota. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para korban serta langkah preventif demi keselamatan masyarakat di tengah duka yang menyelimuti negeri.
Gugatan Hukum
Di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, keluarga korban mulai melayangkan tuntutan hukum terhadap pemilik klub malam tersebut. Salah satunya adalah keluarga dari Virgilio Rafael Cruz, yang menjadi korban meninggal pada 8 April. Pengacara keluarga mengonfirmasi bahwa gugatan telah didaftarkan dan proses hukum resmi sedang berjalan.
"Kami akan memastikan keadilan ditegakkan. Keluarga korban pantas mendapatkan jawaban dan pertanggungjawaban," ujar kuasa hukum keluarga Cruz kepada media lokal, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (15/4/2025).
Lebih lanjut, beberapa keluarga lain dilaporkan juga tengah menyiapkan gugatan serupa dalam waktu dekat.
Jet Set Nightclub dimiliki oleh Antonio Espaillat, seorang tokoh media ternama yang merupakan pemilik jaringan 50 stasiun radio dan dikenal sebagai penyiar terbesar kedua di Republik Dominika. Menanggapi tragedi ini, Espaillat menyampaikan pernyataan melalui video di akun Instagram-nya.
"Sejak awal, kami telah bekerja sama sepenuhnya dan secara transparan dengan pihak berwenang," ujar Espaillat.
Namun, pernyataan tersebut belum sepenuhnya meredakan kemarahan publik. Banyak yang mempertanyakan apakah klub telah memenuhi standar keselamatan bangunan yang seharusnya diterapkan secara ketat, mengingat kapasitas klub yang bisa menampung antara 700 hingga 1.000 orang. Hingga saat ini, belum ada angka resmi terkait jumlah pengunjung yang hadir saat kejadian berlangsung.
Proses Investigasi
Pemerintah telah memulai penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab robohnya atap bangunan tersebut. Kepala Departemen Pemeriksaan Kerentanan Struktur Bangunan, Leonardo Reyes, mengatakan bahwa proses forensik akan membutuhkan waktu hingga tiga bulan sebelum kesimpulan resmi dapat diumumkan.
"Kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap konstruksi, material, dan izin bangunan untuk menentukan apakah ada kelalaian atau pelanggaran standar," kata Reyes.
Investigasi ini akan menjadi krusial, tidak hanya untuk memberi kejelasan kepada keluarga korban, tetapi juga sebagai upaya untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Insiden ini menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam sejarah hiburan malam di kawasan Karibia dan menimbulkan luka kolektif bagi warga Republik Dominika. Pemerintah didesak untuk memperketat regulasi terhadap bangunan publik, khususnya tempat hiburan malam, yang selama ini diduga lemah dalam pengawasan keselamatan.
Dengan jumlah korban yang terus bertambah dan tekanan publik yang meningkat, banyak pihak menilai tragedi ini dapat menjadi momen penting untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam tata kelola tempat hiburan dan keselamatan publik di Republik Dominika.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 66 Orang Tewas Imbas Kelab Malam di Republik Dominika Roboh
Next Article Horor Kebakaran Dahsyat di Klub Malam, 59 Orang Tewas