Jakarta, CNBC Indonesia - PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) mengungkapkan total hutang perseroan sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 45,8 triliun. Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan, beban terbesar hutang perseroan yaitu Master Restructuring Agreement (MRA) yang sebesar Rp 26 triliun.
"Total utang itu Rp 45,8 Triliun tahun 2024 totalnya ini ada breakdownnya memang sebagian besar adalah MRA yang warna biru itu Rp 26 triliun kredit kita adalah perbankan," ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (5/3).
Selanjutnya, untuk beban hutang pada obligasi dan sukuk yang terdiri dari obligasi penjaminan maupun non-penjaminan. Obligasi penjaminan dari pemerintah sekitar Rp 9,76 triliun. Kemudian ada tambahan lagi kredit modal kerja penjaminan yaitu Himbara dan 2 BPD hampir sekitar Rp 5,2 triliun.
Selain itu, lanjutnya, hitang vendor yang sebesar Rp 3,78 triliun serta pajak hingga tahun 2024 ini sekitar Rp 1 triliun.
Hanugroho mengungkapkan, sumber arus kas perseroan hanya dua, yaitu proyek baru ataupun sisa nilai proyek yang lama dan divestasi jalan tol. "Itu sumber kita sekarang tidak ada lagi fasilitas perbankan karena di restru," sebutnya.
"Restru ini kan otomatis bank tidak akan pernah bisa memberikan exposure baru kepada kita jadi bagaimana kita mencari proyek baru memenuhi proyek yang existing supaya juga menghasilkan margin yang bagus tidak bermasalah," lanjutnya.
Sedangkan, terkait divestasi yang bisa dilakukan perseroan, nantinya akan butuh beberapa ruas jalan tol yang berdasarkan asumsi tidak bisa didivestasi dalam waktu dekat
"Dan itu mungkin kita akan long stay investasi kita sampai konsesi itu habis itu kita akan stay disitu. karena korelasinya kepada kalau jalan tol kan memang connectivity itu penting, ya untuk naikkan tarif naikkan traffic gitu," pungkasnya.
(rob/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Utang Jatuh Tempo SRBI, Rupiah Bakal Semakin Tertekan
Next Article Cerita BRI Restrukturisasi Utang Garuda dan Waskita