5 Alasan Presiden Erdogan Sebut Masjid Al Aqsa sebagai Garis Merah bagi Turki

4 days ago 5

loading...

Presiden Turki Erdogan sebut Masjid Al Aqsa adalah garis merah bagi Turki. Foto/X/@visegrad24

GAZA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras tindakan Israel di Haram al Sharif, dengan menegaskan kembali bahwa Masjid Al Aqsa dan kompleks di sekitarnya hanya milik umat Islam dan harus tetap utuh.

"Haram al Sharif, yang meliputi Masjid Al Aqsa dan Qubbet al Sakhra (Kubah Batu), adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan, dengan luas 144 hektar, hanya milik umat Islam," kata Erdogan dalam pidatonya di Yeditepe Biennial Internasional ke-3 di Istanbul pada hari Jumat.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun merusak ini."

Ia menyatakan bahwa Al Aqsa adalah "garis merah" bagi Turki, dan menekankan bahwa hal itu akan tetap demikian selamanya. Erdogan meminta Israel untuk segera menghentikan semua provokasi, penggerebekan, dan tindakan yang mengancam kesucian dan persatuan tempat suci tersebut.

5 Alasan Presiden Erdogan Sebut Masjid Al Aqsa sebagai Garis Merah bagi Turki

1. Turki Tidak Akan Tinggal Diam

"Turki tidak pernah tinggal diam dalam menghadapi penindasan dan pelanggaran hukum di wilayah kami. Kami tidak akan tinggal diam sekarang," tambahnya, menegaskan dukungan berkelanjutan untuk hak-hak Palestina dan pembelaan terhadap tempat-tempat suci Islam.

"Mempertahankan Palestina berarti membela kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian"

Sebelumnya pada hari itu, Erdogan menyampaikan kecaman lain atas perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, menyebut kebungkaman global atas kekejaman tersebut sebagai "keruntuhan moral" dan menegaskan kembali dukungan Turki yang tak tergoyahkan bagi rakyat Palestina.

"Mempertahankan perjuangan Palestina bukan hanya tentang berdiri bersama rakyat yang tertindas," kata Erdogan pada hari Jumat selama pertemuan sekelompok parlemen yang mendukung Palestina di Istanbul, Turki.

"Ini tentang membela kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan," katanya.

Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Erdogan menggambarkan serangan ini sebagai "kekerasan yang tak terkendali," menuduh pemerintah Israel membunuh warga sipil tanpa pandang bulu — termasuk anak-anak, wanita, orang tua, dan bahkan bayi.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |