5 Pernyataan Pramono Anung saat Debat Ketiga Pilkada Jakarta 2024, Sebut Satukan Ahokers dan Anak Abah Anies

3 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta mengikuti debat pamungkas Pemilihan Kepala Daerah Jakarta (Pilkada Jakarta 2024) pada Minggu malam 17 November 2024 di Hotel Sultan Jakarta.

Saat debat ketiga Pilkada Jakarta 2024, paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno salah satunya bicara tentang kondisi pemukiman Jakarta yang perbedaannya mencolok. Menurut Pramono, Jakarta bukan hanya kawasan elite seperti Sudirman, Menteng, ataupun Gatot Subroto.

Ia menuturkan, selama hampir dua setengah bulan, dirinya dan Rano Karno berkeliling Jakarta. Hasilnya, tercatat ada 445 RW yang tergolong sebagai wilayah yang kumuh. Kondisi itu dianggapnya sangat menampakkan perbedaan yang siginifikan.

"Di sinilah yang menampakkan perbedaan atau disparitas kaya dan miskin yang begitu mencolok di Jakarta," kata dia dalam debat Pilkada Jakarta, Minggu 17 November 2024.

Pramono menuturkan kondisi kampung di Jakarta saat berkeliling bersama wakilnya, Rano Karno. Dia melihat sanitasi yang buruk di sejumlah kampung tersebut. Selain itu, warga juga sulit tidur lantaran terbatasnya tempat tinggal.

Selain itu, Pramono juga menyatakan pihaknya setuju dengan proyek Giant Sea Wall atau pembangunan tanggul raksasa di kawasan pesisir utara Jakarta. Bila terpiliih sebagai Gubernur pada Pilkada Jakarta 2024 ini, dirinya akan akan taat asas mengikuti keputusan pemerintah pusat.

"Untuk itu, kebetulan dalam pembuatan PSN (Proyek Strategis Nasional) ini saya terlibat, dengan demikian Saya pasti setuju dan mengikuti apa yang menjadi prinsip untuk pertahanan laut dan banjir pesisir tentu akan kami dukung sepenuhnya," ucap Pramono.

Berikut sederet pernyataan Cagub nomor urut 3 Pramono Anung saat debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 dihimpun Tim News Liputan6.com:

Pada akhir pekan, bakal Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung terus tancap gas. Pramono terus bergerilya mengkonsolidasi kader PDI Perjuangan di sejumlah daerah, seraya berpesan menciptakan pilkada riang gembira.

1. Sebut Akan Sediakan Hunian Terjangkau Bagi Warga Jakarta di Tanah Milik BUMD

Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung berbicara tentang kondisi pemukiman Jakarta yang perbedaannya mencolok. Menurut Pramono, Jakarta bukan hanya kawasan elite seperti Sudirman, Menteng, ataupun Gatot Subroto.

Ia menuturkan, selama hampir dua setengah bulan, diirnya dan Rano Karno berkeliling Jakarta. Hasilnya, tercatat ada 445 RW yang tergolong sebagai wilayah yang kumuh. Kondisi itu dianggapnya sangat menampakkan perbedaan yang siginifikan.

"Di sinilah yang menampakkan perbedaan atau disparitas kaya dan miskin yang begitu mencolok di Jakarta," kata dia dalam debat Pilkada Jakarta, Minggu 17 November 2024.

Pramono menuturkan kondisi kampung di Jakarta saat berkeliling bersama wakilnya, Rano Karno. Dia melihat sanitasi yang buruk di sejumlah kampung tersebut. Selain itu, warga juga sulit tidur lantaran terbatasnya tempat tinggal.

"Satu hari dalam satu rumah dibagi menjadi 3 sift dan kemudian juga banyak warga di Jakarta yang tidak pernah melihat matahari. Saya dan Bang Doel berkomitmen selain menata kampung, kami juga akan menyediakan hunian yang terjangkau bagi warga Jakarta yang akan ditempatkan di tanah milik BUMD atau pemerintah jakarta," terang Pramono.

2. Akan Teruskan Proyek Giant Sea Wall

Kemudian, Pramono Anung menyatakan pihaknya setuju dengan proyek Giant Sea Wall atau pembangunan tanggul raksasa di kawasan pesisir utara Jakarta. Bila terpiliih sebagai Gubernur, dirinya akan akan taat asas mengikuti keputusan pemerintah pusat.

"Untuk itu, kebetulan dalam pembuatan PSN (Proyek Strategis Nasional) ini saya terlibat, dengan demikian Saya pasti setuju dan mengikuti apa yang menjadi prinsip untuk pertahanan laut dan banjir pesisir tentu akan kami dukung sepenuhnya," kata dia.

Dia menuturkan, pemerintah Jakarta sekarang ini harus bertanggung jawab kurang lebih 11,1 KM yang belum terselesaikan. Hanya yang membedakan pengalamannya saat mengikuti G20 di Bali, bukan lagi hanya sekadar Giant Sea Wall, namun juga mengusulkan Giant Mangrove Wall.

"Karena apa, selain ekosistem lebih bagus, ekologinya juga jauh lebih bagus. Sehingga komitmen itu akan kami teruskan, tetapi ditambahkan dengan menanam pohon mangrove yang menjadi kekuatan kita bersama," kata dia.

3. Ingin Libatkan Masyarakat dalam Giant Mangrove Wall

Selain itu, menurut Pramono, hal yang menjadi penting adalah juga melibatkan masyarakat yang ada di sekitar ketika Giant Mangrove Wall ini dibangun.

Pramono berharap hal yang dicita-citakan oleh pemerintah sebelumnya bisa diselesaikan di pemerintah presiden Prabowo Subianto.

"Karena bagaimana pun Giant Sea Wall sudah menjadi komitmen dan sudah masuk di dalam Proyek Strategi Nasional dan sekarang ini sebagai dibangun oleh pemerintah pusat, dan juga oleh pemerintah Jakarta memberikan Jakarta mempunyai tanggung jawab 11,1 KM, sehingga akan kami lanjutkan menjadi Giant Mangrove Wall," terang dia.

4. Akan Gunakan Lahan Milik BUMN dan Pemerintah

Selain itu, Pramono Anung menyatakan berupaya membangun Jakarta dengan melanjutkan hal baik yang telah dicapai oleh gubernur sebelumnya, khususnya Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dia pun mengaku mendapatkan dukungan pendukung kedua sosok tersebut, yakni Ahokers dan Anak Abah.

Awalnya, calon gubernur Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil mempertanyakan cara hitung ideal koefisien luas bangunan untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk.

Mantan gubernur Jawa Barat itu pun menyinggung PDIP yang kala itu menolak gagasan Anies Baswedan untuk membuat rumah menjadi empat lantai.

"Pak Ridwan Kamil yang saya hormati, dan Pak Suswono yang saya hormati, yang pertama, kalau saya dan Bang Doel menjadi gubernur dan wakil gubernur, maka kami akan menggunakan lahan-lahan yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta dan juga BUMD untuk menjadi tempat hunian bagi warga Jakarta," tutur Pramono.

Pramono menyebut, dirinya bersama Rano Karno alias Si Doel akan mengembangkan kantor kecamatan, kelurahan, desa, hingga sekolah yang ada untuk membuat hunian vertikal.

Misalnya di sekolah kawasan Jakarta Selatan, untuk lantai satu hingga lima ke bawah akan menjadi tempat parkir, lantai satu hingga tiga ke atas menjadi sekolah dengan fasilitas lebih lengkap, serta lantai empat dan seterusnya ke atas sebagai hunian.

"Karena daerah sana adalah daerah premium, tentunya yang menghuni adalah kelas menengah. Tempat lainnya yang dimiliki oleh BUMD maupun pemerintah bisa kita gunakan untuk itu," kata dia.

5. Klaim Satukan Ahokers dan Anak Abah Anies Demi Bangun Jakarta

Kemudian terkait dengan perbedaan pandangan antara Anies Baswedan dengan PDIP, lanjutnya, hal itu adalah hal yang tidak masalah.

Namun begitu, Pramono mengaku telah berdiskusi secara langsung dengan mantan gubernur Jakarta itu dan menyimpulkan bahwa gagasan yang ideal akan dilanjutkan.

"Walaupun fraksi saya berbeda. Untuk itu, bagi saya tidak masalah. Inilah yang akan kita bangun untuk Jakarta, apa yang baik, kami lanjutkan, baik dari Mas Anies maupun dari Pak Ahok. Saya berkomitmen untuk membangun itu," jelas Pramono.

Ridwan Kamil pun menyatakan membantah argumentasi tersebut, bahwa upaya itu tidaklah cukup hanya dengan lahan pemerintah. Baginya, harus ada kombinasi antara lahan di atas pasar dan lainnya demi mengakomodasi pertumbuhan penduduk Jakarta.

"Itulah yang disebut dengan spesifikasi, supaya tidak terjadi lagi penggusuran. Gubernur yang paling banyak menggusur adalah Pak Ahok. Itu menggusur 113 kasus penggusuran pada April 2016 menurut CNN, dan menurut JJ Rizal, gubernur paling brutal dalam penggusuran adalah Pak Ahok, dari partainya Mas Pram dan Bang Doel" tukas Ridwan Kamil.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |