Jakarta -
Mengemudi dalam perjalanan jauh, terutama saat mudik, sering kali terasa melelahkan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pengendara adalah rasa kantuk yang tiba-tiba datang.
Kondisi ini bisa sangat berbahaya karena dapat menurunkan konsentrasi dan meningkatkan risiko kecelakaan di jalan. Banyak faktor yang bisa memicunya, mulai dari kelelahan fisik, kondisi lingkungan, hingga durasi perjalanan yang panjang.
Ngantuk Saat Berkendara Memicu Microsleep yang Berbahaya
Ngantuk yang berlebihan, memicu kita terlelap sesaat ketika sedang beraktivitas atau dinamakan microsleep. Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes Kemkes), microsleep adalah kondisi seseorang tidak sadar tidur selama beberapa detik sampai setengah menit.
Microsleep merupakan istilah medis untuk kondisi hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama saat mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, karena dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau perhatian.
Durasi atau jangka waktu microsleep bisa bertambah lama apabila seseorang benar-benar memasuki waktu tidur. Microsleep memang hanya terjadi selama beberapa detik. Microsleep tidak berbahaya jika terjadi saat kamu tengah bersantai di sofa sambil menonton film hingga larut malam.
Namun, microsleep bisa berisiko menyebabkan kecelakaan, terutama jika terjadi saat kamu sedang mengemudi atau bekerja dengan mesin. Jadi, usahakan Anda memiliki waktu tidur yang cukup sebelum melakukan hal-hal yang berbahaya atau membutuhkan konsentrasi.
Penyebab Gampang Ngantuk Saat Berkendara
Mengemudi dalam perjalanan jarak jauh di jalan tol sering kali terasa lebih melelahkan. Menurut praktisi kesehatan dari RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD, ada tiga faktor utama yang membuat rasa ngantuk saat berkendara lebih berpotensi terjadi daripada saat bekerja. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Otak Terlalu Lelah
dr Yuhana mengungkapkan saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu, bahwa faktor pertama adalah faktor fisik. Saat mengemudi, ruang gerak tubuh menjadi sangat terbatas karena tidak memungkinkan untuk berjalan-jalan sesekali.
Kesempatan untuk beristirahat atau melakukan peregangan hanya bisa dilakukan ketika menemukan rest area. Selain itu, pengemudi juga harus selalu waspada saat perjalanan, sehingga membuat otak begitu lelah.
Jika dibandingkan dengan bekerja di depan komputer, tekanan mental saat mengemudi jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan sedikit pun, mengingat risiko yang bisa sangat fatal.
"Dan seringkali otak kita diminta untuk alert, hyper alert bahkan," ucapnya.
"Nah itu sangat menghabiskan energi. Monoton tidak ada gerakan, terus kemudian dibutuhkan fokus yang tinggi," tambah dia.
2. Lingkungan yang Mendukung Rasa Ingin Tidur
Faktor kedua adalah lingkungan, yang mencakup kebisingan dari lalu lintas serta getaran mesin kendaraan. Selain itu, kondisi AC yang tidak sesuai atau cuaca di luar kendaraan juga bisa memengaruhi kenyamanan pengemudi.
"Terus kemudian yang paling menggoda juga nih, para penumpang ikutan tidur. Para penumpang tidur kita ngantuk (padahal) kita nggak bisa tidur," paparnya.
3. Aktivitas Monoton dalam Durasi Lama
Faktor terakhir adalah durasi perjalanan, yang umumnya cukup lama. Kemacetan akibat kepadatan kendaraan sering kali membuat perjalanan semakin melelahkan dan membosankan.
"Monoton aktivitas fisiknya, lingkungannya juga monoton, dan durasinya juga cukup lama, jadi hal itulah yang kurang lebih menyebabkan jadi gampang ngantuk, jadi gampang jenuh bagi pengendara," jelas dr Yuhana.
4. Punya Banyak Utang Tidur
Microsleep bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya kurang tidur. Dikutip dari laman UCLA Health, tubuh membutuhkan tidur setiap hari. Semakin lama kamu tetap terjaga, semakin banyak waktu istirahat yang dibutuhkan tubuhmu.
Setiap orang punya pola tidur dan kebutuhan yang berbeda-beda, tapi umumnya orang dewasa butuh sekitar 7-8 jam tidur setiap malam agar merasa segar kembali.
Kalau kamu kurang tidur, tubuh akan mengumpulkan 'utang tidur' yang terus bertambah seiring waktu. Semakin besar utang tidurmu, semakin sulit untuk berpikir jernih dan beraktivitas dengan baik.
Kurang tidur bisa berdampak besar pada tingkat kewaspadaan dan kinerja. Reaksimu jadi lebih lambat, sulit berkonsentrasi, dan sulit membuat keputusan.
Daya ingat serta koordinasi tubuh juga bisa terganggu saat kamu merasa mengantuk. Yang lebih berbahaya, orang mengantuk sering kali tidak menyadari kondisinya.
5. Mengalami Gangguan Tidur atau Insomnia
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Anis Rahman telah mengulas artikel dalam laman Sleep Foundation yang menjelaskan salah satu penyebab microsleep adalah mengalami gangguan tidur.
Seperti mengalami kondisi medis tertentu yakni insomnia, tidur tidak nyenyak karena sleep apnea, hingga kualitas tidur yang buruk karena beragam alasan. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kantuk di siang hari.
6. Konsumsi Obat-obatan
Banyak obat-obatan yang menyebabkan kantuk. Obat tidur, termasuk obat resep, obat bebas, dan suplemen makanan yang diminum pada malam hari dapat menyebabkan rasa ngantuk yang berkepanjangan pada keesokan paginya. Mengantuk juga merupakan efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk banyak kondisi lainnya.
7. Lelah Bekerja
Mereka yang rentan mengalami rasa kantuk berlebihan saat mengemudi, biasanya punya profesi yang berat dan mengganggu jam tidur. Seperti pekerja dengan sistem shift kerja malam ke pagi, sopir bus, dan lainnya.
Kelelahan serta kurang tidur tentu akan menjadi kondisi berbahaya saat mengemudi. Kecelakaan mobil akibat mengemudi dalam keadaan mengantuk, dalam data Sleep Foundation dikatakan paling sering terjadi antara tengah malam dan pukul enam pagi. Lebih tepatnya di waktu saat rasa kantuk mencapai puncaknya.
Tanda-tanda Mulai Ngantuk Saat Berkendara
Praktisi kesehatan tidur dari Mayapada Hospital Tangerang, dr Paulina Thomas Ulita, SpS, mengungkapkan microsleep dapat terjadi tanpa disadari. Maka, ada beberapa tanda yang perlu diketahui untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat microsleep seperti berikut:
1. Menguap, Tubuh Lemas, dan Mata Berat
Salah satu ciri yang paling awal adalah menguap terus menerus. Lambat laun, tubuh terasa lemas dan mata mulai terasa berat. Kemudian kamu akan sulit untuk mengkondisikan tubuh agar waspada dengan kondisi sekitar, itu semua adalah tanda microsleep.
"Biasanya matanya udah kedap-kedip, kemudian tubuhnya rasanya rileks. Biasanya udah lemes itu tubuhnya," ujar dr Paulina kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"Kemudian kadang sudah nodding, kepalanya sudah terkantuk-kantuk," sambungnya.
2. Mulai Sadar Kehilangan Konsentrasi
Saat tubuh sadar kehilangan konsentrasi dan mencoba kembali waspada, kamu akan tiba-tiba kaget atau terbangun oleh sentakan tubuh dan kepala. Kamu juga jadi tidak menyadari apa yang baru terjadi, padahal tidak sedang melamun.
3. Hilang Fokus
Kamu mulai tidak mendengar pembicaraan orang lain, tidak ingat kejadian 1-2 menit yang lalu. Tubuh tiba-tiba susah memproses informasi atau bingung ketika diajak berkomunikasi.
Bahayanya lagi, saat berkendara, arah kemudi tanpa disadari keluar dari jalur. Ini karena tubuh mulai hilang.
Cara Mencegah Kantuk Saat Berkendara
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya microsleep. Apa saja? Berikut dirangkum dari laman US National Highway Traffic Safety Administration:
1. Selalu Tidur Cukup Sebelum Mudik
Mendapatkan tidur yang cukup setiap hari adalah satu-satunya cara yang tepat untuk melindungi diri dari risiko mengantuk saar mengemudi. Jadi, prioritaskan tidur selama 7-8 jam per malam.
Sebelum memulai perjalanan panjang bersama keluarga, tidurlah yang cukup. Tunda mengemudi hingga mendapat cukup istirahat.
2. Selalu Upayakan Tidur Berkualitas
Sebelum tidur, hindari minum minuman berkafein atau beralkohol dan perbanyak minum air putih. Matikan lampu kamar dan buat suasana kamarmu senyaman mungkin.
Atur suhu kamar agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Intinya, upayakan tidur yang berkualitas dan nyenyak.
3. Jangan Minum Obat yang Bikin Ngantuk
Selalu periksa label resep dan obat yang kamu konsumsi, untuk melihat apakah penggunaan obat tersebut dapat menyebabkan kantuk. Jangan konsumsi obat yang memancing kantuk pada malam sebelum dan hari saat akan berkendara.
4. Jangan Mengemudi kalau Mengantuk
Hindari mengemudi ketika sedang mengantuk. Bila memungkinkan, minta teman untuk gantian menyetir selama kamu tidur.
5. Hindari Mengemudi Saat Jam Tidur
Hindari mengemudi selama periode puncak rasa kantuk atau sekitar tengah malam, jam 6 pagi, dan sore hari. Waspada terhadap tanda-tanda kantuk.
6. Obati Rasa Kantuk
Segera obati rasa kantuk dengan ciptakan suasana yang tidak monoton. Minum kopi atau minuman berenergi saja tidak selalu cukup. Minuman ini mungkin membantu kamu merasa lebih waspada, tetapi efeknya hanya berlangsung sebentar.
Kalau kamu minum kopi dan sangat kurang tidur, kamu masih mungkin mengalami microsleep. Jika mulai mengantuk saat mengemudi, minumlah satu atau dua cangkir kopi, sambil dengarkan lagu atau musik yang bertempo cepat dan keras.
Kalau masih terasa ngantuk, menepilah untuk tidur sebentar selama 20 menit di tempat yang aman.
Nah itulah tadi penyebab gampang ngantuk saat berkendara, lengkap dengan tanda-tanda dan cara mencegahnya. Semoga membantu dan selamat mudik!
(aau/fds)