Awas Bumi Kacau Balau, Trump Umumkan Sudah "Perang" dengan China

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa perselisihannya dengan China terkait perdagangan telah meletus menjadi "perang dagang besar-besaran".

Hal ini ditegaskan Trump ketika seorang wartawan bertanya apakah negaranya akan berada dalam "perang dagang berkelanjutan" dengan China, jika ia tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Presiden Xi Jinping, dalam pertemuan di Korea Selatan (Korsel) 31 Oktober, di sela-sela KTT APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation).

"Kita sedang berada dalam perang dagang," ujar Trump, Rabu waktu setempat, dimuat USA Today, Kamis (16/10/2025).

"Kita memiliki tarif 100% (ke China)," tambahnya.

"Jika kita tidak memiliki tarif, kita akan dianggap tidak ada apa-apanya."

Sebelumnya, pada 14 Oktober, Trump mengumumkan bahwa AS akan berhenti membeli minyak goreng dari China. Ini sebagai tanggapan atas keputusan Beijing yang mencoret Washington sebagai pemasok kedelai.

Trump mengatakan hal itu merupakan "Tindakan Bermusuhan Secara Ekonomi" dalam sebuah unggahan di Truth Social. Menurut Asosiasi Kedelai Amerika, China telah menjadi pembeli kedelai Amerika terbesar.

China sendiri melakukan itu sebagai tindakan balasan terhadap tarif AS yang diberlakukan Trump pada bulan April. Pemerintah Xi Jinping kemudian mengalihkan pembeliannya ke Argentina dan Brasil.

Perlu diketahui, tensi perang dagang kembali memanas setelah 10 Oktober lalu, China membatasi ekspor mineral tanah jarang. Trump menanggapi pembatasanitu dengan mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif 100% terhadap Tirai Bambu mulai 1 November.

Tarif ini akan menjadi tambahan dari tarif 30% yang saat ini dikenakan AS terhadap barang-barang dari China. Mineral tanah jarang penting bagi industri Amerika, di manma antara tahun 2020 dan 2023, China menyumbang 70% dari impor yang digunakan dalam pembuatan magnet, elektronik, dan sistem pertahanan.

Sementara itu, Trump berbicara hanya beberapa jam setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumbar kemungkinan memperpanjang penangguhan bea masuk atas barang-barang China selama lebih dari tiga bulan jika negara itu menghentikan rencananya untuk menerapkan kontrol ekspor baru yang ketat terhadap unsur tanah jarang. AS dan China telah menyepakati serangkaian gencatan senjata selama 90 hari sejak awal tahun 2025, dengan tenggat waktu berikutnya akan tiba pada bulan November, namun kini semuanya "bubar".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Xi Jinping Ngamuk, Deal Tarif Dagang Trump-Vietnam Bikin China Murka

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |