Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat pemerintah Amerika Serikat memberi peringatan bahwa hacker jahat yang terafiliasi dengan pemerintah negara lain menemukan celah di produk keluaran F5 untuk membobol penggunanya.
Badan Keamanan Infrastruktur dan Siber AS (CISA) melempar peringatan itu dalam pernyataan darurat. CISA menyatakan hacker telah berhasil menembus sistem keamanan yang disediakan F5 kemudian mencuri file, termasuk kode sumber dan informasi soal kerentanannya.
Informasi itu bisa digunakan untuk membobol perangkat dan software F5 yang kemudian bisa digunakan untuk menembus jaringan komputer sasaran.
"Pelaku ancaman siber ini adalah ancaman mendesak ke jaringan milik pemerintah federal yang menggunakan produk F5," kata CISA.
Nick Andersen, Executive Assistant Director CISA, menyatakan bahwa pejabat pemerintah ditugaskan untuk mengidentifikasi perangkat F5 yang digunakan di jaringan mereka dan segara melakukan update.
Dia meminta agar pengguna F5 lainnya juga melakukan hal yang sama. "Risiko kerentanan ini juga berlaku bagi semua sektor dan organisasi pengguna produk ini," kata Andersen.
Namun, CISA menolak mengungkapkan identitas hacker termasuk pemerintah negara yang mempekerjakan mereka.
Sebelumnya, F5 telah menyatakan bahwa ada akses tanpa izin di sistem milik perusahaan oleh penjahat siber. Namun, pembobolan itu tidak berdampak ke operasi perusahaan.
F5 menemukan pembobolan tersebut pada 9 Agustus 2025 kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk membendung ancaman. Bahkan, perusahaan melibatkan ahli eksternal seperti CrowdStrike, Mandiant, NCC Group dan IOActive
Perusahaan yang dikenal sebagai penyedia sistem keamanan API tersebut menyatakan tidak ada tanda bahwa hacker mengutak-atik proses pengembangan software. F5 juga telah memberi tahu langsung perusahaan yang terdampak dari pembobolan tersebut.
Dalam keterbukaan di bursa, F5 menyatakan terus memperkuat kendali keamanan dan infrastruktur perusahaan setelah peristiwa pembolan. F5 menunda pengumuman soal pembobolan hingga 12 September 2025 atas dasar permintaan dari Departemen Kehakiman AS.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan 158 Tahun Bangkrut Akibat Password Gampang Ditebak