Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memamerkan pencapaian dari Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dirintis sejak 2019.
Destry mengungkapkan meskipun baru dibentuk enam tahun lalu, QRIS sudah dipakai oleh 58,3 juta pengguna dan 101,2 juta merchant. Sebanyak 94% merchant QRIS adalah UMKM.
"Di sinilah kita pro-growth. Kita sama-sama dorong ekonomi melalui kemudahan sistem pembayaran QRIS," kata Destry dalam Financial Forum 2025 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Main Hall, BEI, Rabu (3/12/2025).
Tak hanya QRIS, BI juga mendorong pelayanan BI Fast. Menurut Destry, BI Fast makin marak digunakan oleh masyarakat, karena efisiennya biaya transaksinya.
Sebelum adanya BI Fast, Destry menegaskan, layanan transaksi atau transfer uang di perbankan mencapai Rp 6.500, namun kini hanya menjadi Rp 2.500 per transaksi (tarif Real Time Online/RTO).
Dengan adanya efisiensi biaya transaksi itu, Destry mengungkapkan nilai transaksi kini sudah mencapai 4,5 miliar sejak BI Fast resmi membuka layanan pada 2021 silam.
"Sekarang kalau kita lihat sejak berdiri ada 4,5 miliar transaksi. Kalau dihitung penghematan (nasabah) mencapai Rp 18 triliun," ucap Destry dalam acara CNBC Indonesia Financial Forum, Rabu (3/12/2025).
Karena pemanfaatan layanannya yang begitu besar, BI tak segan memperkirakan volume transaksi BI Fast akan mencapai 13 miliar pada 2030, dengan nilai penghematan transaksi sejak 2021 hingga saat itu mencapai Rp 22 triliun.
"2030 kami perkirakan transaksi BI Fast menjadi 13 miliar transaksi. Kalau dihitung penghematan (nasabah) BI Fast Rp 22 triliun," paparnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1

















































