Susi Setiawati, CNBC Indonesia
04 December 2025 09:10
Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini banyak emiten mengumumkan buyback alias membeli lagi saham mereka sendiri. Hal ini menarik karena bisa menarik inflow ke suatu saham naik ke utara lagi, apalagi kalau saham-nya lagi murah.
Tujuan buyback adalah untuk menstabilkan harga, memanfaatkan likuiditas yang tersedia, atau memberikan sinyal positif kepada pasar.
Buyback, atau pembelian kembali saham, berarti perusahaan mengambil sahamnya sendiri dari pasar terbuka. Tujuannya biasanya untuk mengurangi jumlah saham yang beredar (floating stock), sehingga secara teori bisa meningkatkan harga saham.
Buyback juga menjadi sinyal bahwa manajemen percaya harga sekarang dianggap undervalued dan mau "menyuntik" kepercayaan kepada investor. Buyback bisa memberi dua efek: menekan pasokan saham (supply turun), yang berpotensi mendongkrak harga dan memberi sinyal positif tentang fundamental & likuiditas perusahaan.
Dari data yang kami kumpulkan, ada beberapa emiten besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih dalam periode buyback.
BBCA mengumumkan buyback senilai maksimal Rp5 triliun pada 20 Oktober 2025, yang akan berlangsung mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Sementara BMRI menyiapkan dana hingga Rp1,17 triliun untuk buyback saham, yang disetujui dalam RUPS dan akan dijalankan selama 12 bulan sejak persetujuan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga ikut ambil bagian dengan mengalokasikan Rp3 triliun untuk buyback pada 2025.
Tak hanya emiten besar, perusahaan kecil dan menengah juga mengikuti tren ini. Misalnya, PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN) menyiapkan dana buyback sebesar Rp251,85 miliar mulai 25 Maret 2025 hingga sekitar 25 Juni 2025.
PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) mengumumkan buyback senilai Rp100 miliar pada 13 Oktober 2025, dengan periode sampai 12 Januari 2026. PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) menyiapkan Rp200 miliar untuk buyback sejak September 2024, sementara saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga masuk daftar program buyback dengan nilai ratusan miliar rupiah. Begini rincian datanya:
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)

54 minutes ago
1

















































