Dicaplok China, Saham 3 Emiten RI Meledak!

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asing mulai ramai mengakuisisi beberapa perusahaan terbuka (Tbk) di Tanah Air. Bagi perusahaan asing, menguasai perusahaan Tbk Indonesia bisa menjadi jalan cepat masuk ke pasar konsumen.

Banyak beberapa perusahaan asing seperti China hingga Hong Kong sudah overcapacity di dalam negeri. Mereka butuh ekspansi keluar untuk terus tumbuh. Akuisisi perusahaan terbuka memberi mereka platform global, meningkatkan reputasi, serta memudahkan penetrasi ke ASEAN.

Banyak emiten di Indonesia undervalued dibandingkan potensi bisnisnya. Dengan harga saham lebih rendah dibanding fundamental, perusahaan asing bisa masuk dengan harga akuisisi relatif murah, lalu melakukan efisiensi dan ekspansi.

Investasi lewat akuisisi sejalan dengan strategi Belt and Road Initiative (BRI) China untuk memperkuat pengaruh ekonomi di Asia Tenggara. Indonesia adalah hub penting karena posisi geopolitiknya di jalur perdagangan maritim.

CNBC Indonesia Research mencatat beberapa saham yang diakusisi perusahaan asal China di sepanjang tahun ini.

PGJO

PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (kode saham PGJO), juga dikenal sebagai Pigijo, bergerak di platform teknologi marketplace pariwisata digital. Di sepanjang tahun, saham PGJO telah melesat 957,89% hingga perdagangan intraday Kamis (18/9/2025) di level Rp1.105 per lembar saham.

PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) dikabarkan akan diakuisisi oleh perusahaan asal China, PT Zhengyu Global Trading (ZGT)

Dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Zhengyu Global Trading (ZGT) menyampaikan niatnya untuk mengambil alih kepemilikan saham PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), Henri Widodo, Ing Ing Cindy Eva, Claudia Ingkiriwang, Ellen Yanury Luassa, dan Adi Putera Widjaja dalam PGJO.

Total saham yang akan diakuisisi mencapai 493,1 juta lembar, atau setara dengan 61,96% dari modal ditempatkan dan disetor PGJO.
Aksi korporasi ini akan menjadikan ZGT sebagai pemegang saham pengendali PGJO.
Sebagai informasi, ZGT dan PGJO memiliki industri yang berbeda. PGJO adalah perusahaan teknologi di bidang pariwisata yang menaungi platform Pigijo.

Sementara, ZGT diketahui merupakan perusahaan yang bergerak di industri perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas, serta logam dan bijih logam.

Pada 31 Juli 2025, ZGT telah merampungkan akuisisi PGJO melalui PT Batu Investasi Indonesia (BIP) sebanyak 493.088.500 atau setara dengan 61,69% modal ditempatkan dan disetor penuh PGJO.

Kini BIP resmi menjadi pengendali saham PGJO yang baru. Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (POJZK) Nomor 9/POJK.04/2018, pengendali baru wajib melakukan tender offer.

KRYA

Emiten konstruksi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi mengakuisisi 51% kepemilikan saham di perusahaan electric vehicle (EV) PT Green City Traffic (merek ECGO). Hal ini seiring proses perubahan bisnis perseroan pasca-pengalihan pengendali.

Harga saham KRYA pun melonjak 326,92% di sepanjang tahun ini hingga perdagangan intraday Kamis (18/9/2025) di level Rp222 per lembar saham.

"Jumlah Saham sebesar 10.418.000saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham sehingga seluruhnya berjumlah Rp10.41 miliar," sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, Senin, (11/8/2025).

Setelah akuisisi ini, KRYA berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) untuk menghimpun dana Rp200-300 miliar guna mendukung ekspansi ECGO pada 2026. Perseroan menargetkan penjualan gabungan 55.000 unit di pasar ojol dan non-ojol, serta mencapai penjualan kumulatif lebih dari 1 juta unit dalam lima tahun.

President Director KRYA William Teng mengatakan, selain margin kotor hingga 40% dari penjualan motor dan baterai, bisnis penyewaan baterai akan menjadi sumber pendapatan KRYA ke depan. Pasalnya perseroan menggunakan teknologi protokol tertutup, sehingga motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai serupa.

Perusahaan juga mendapatkan pendapatan signifikan dari layanan perangkat lunak, di mana dealer menggunakan platform ECGO untuk memantau kendaraan, memproses pembayaran, dan mengelola risiko.

"Setiap pengemudi menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp1,8 juta per tahun untuk ECGO; jika lima tahun mendatang ada satu juta pengemudi aktif, hanya dari biaya platform perusahaan dapat meraih pendapatan bersih Rp1,8 triliun per tahun," ungkap William dalam keterangan terpisah.

Saat ini, permintaan motor ECGO melebihi pasokan, dengan lebih dari 70.000 pengemudi sudah mendaftar dalam daftar tunggu. Sementara itu, ECGO telah memperoleh sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 56%, dan dua modelnya berhak mendapatkan subsidi motor listrik dari pemerintah Indonesia.

William Teng menjelaskan, apabila kebijakan subsidi 2023-2024 dilanjutkan, dalam lima tahun ke depan motor listrik dapat menyumbang lebih dari 30% penjualan motor di Indonesia, dengan ECGO menguasai lebih dari 15% pangsa pasar.

Sebelumnya, Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) atau BKPJ secara resmi memulai proses Due Diligence sebagai bagian dari rencana akuisisi mayoritas saham oleh perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh Rich Step International Ltd. (RSIL) dan PT Green Power Group Tbk. (LABA).

Dalam keterbukaan informasi, KRYA tersebut menyampaikan rencana akuisisi ini bertujuan untuk menjadikan emiten konstruksi tersebut sebagai bagian dari strategi bisnis global Rich Step International Ltd.

Terutama dalam pengembangan portofolio di sektor perdagangan, penyertaan modal dalam anak perusahaan, serta bisnis kendaraan listrik (Electronic Vehicle).

Adapun mayoritas saham KRYA yang hendak diakuisisi tersebut dimiliki oleh PT Bangun Karya Artha Lestari (48,8%), Dharmo Budiono (16,85%), Brigitta Notoamodjo (13,87%), dan Pramana Budiharjo (0,0001%). Lantas, saham KRYA yang hendak diakuisisi RSIL dan LABA mencapai sekitar 79,52%.

KOKA

PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.

Harga saham KOKA pun langsung terbang pada perdagangan kemarin Rabu (17/9/2025) dengan menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) 34,31% di level Rp137 per lembar saham.

PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.
Mengutip keterbukaan informasi perusahaan, Selasa (16/9/2025), Ningbo Lixing berencana mengambil alih 63,5% saham disetor dan beredar KOKA. Dengan selesainya aksi korporasi ini, Ningbo Lixing akan menjadi pemegang saham pengendali baru perseroan.

Manajemen KOKA menyebut, tujuan akuisisi ini adalah untuk mengembangkan dan memperluas jaringan bisnis, khususnya di sektor konstruksi infrastruktur.

"Setelah proses akuisisi selesai, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. sebagai pemegang saham pengendali baru PT Koka Indonesia Tbk akan melaksanakan Penawaran Tender Wajib (MTO)," tulis manajemen dalam keterbukaan.

Saat ini, kedua pihak masih melakukan pembahasan terkait harga akhir dan tanggal penyelesaian transaksi. Proses akuisisi dan MTO akan dijalankan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku.

Sebagai informasi, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. berbasis di Zhejiang, China, dengan lini bisnis utama meliputi manajemen perusahaan, konsultasi manajemen, layanan konsultasi informasi, dan manajemen investasi.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |