Respons Agincourt Resources Atas Banjir di Tapanuli Selatan

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Agincourt Resources (PTAR) memberikan respons atas pemberitaan mengenai keterkaitan operasional Tambang Emas Martabe dengan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Berdasarkan data dan fakta langsung di lapangan, PTAR mengungkapkan bencana banjir bandang dan longsor karena beberapa hal. Pertama, Siklon Senyar menyebabkan hujan dengan intensitas sangat lebat di wilayah Tapanuli Selatan. Curah hujan ini begitu ekstrem dan secara statistik mewakili curah hujan maksimum yang tidak pernah terjadi setidaknya dalam 50 tahun terakhir.

Dalam keterangan resminya, Manajemen PTAR menjelaskan, hujan dengan volume luar biasa tersebut terjadi merata di seluruh Sumatera bagian utara, termasuk kawasan Hutan Batang Toru, sebuah kawasan hulu dari sungai-sungai utama yang mengalir di Kecamatan Batang Toru, seperti Sungai (Aek) Garoga, Aek Pahu, dan Sungai Batang Toru.

Kedua, PTAR menemukan fakta bahwa titik utama dan awal bencana banjir terjadi di Desa Garoga yang berada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga dan kemudian menyebar ke beberapa desa tetangga seperti Huta Godang, Batu Horing, dan Aek Ngadol Sitinjak. Banjir bandang disebabkan oleh ketidakmampuan alur Sungai Garoga menampung laju aliran massa banjir. Hal ini dipicu oleh efek penyumbatan masif material kayu gelondongan di Jembatan Garoga I dan Jembatan Anggoli (Garoga II).

Efek sumbatan tersebut mencapai titik kritis pada 25 November 2025 sekitar pukul 10 pagi, sehingga menyebabkan perubahan tiba-tiba pada alur sungai. Akibatnya, dua anak sungai Garoga bergabung menjadi satu aliran baru yang menerjang langsung Desa Garoga.

Hingga saat ini, puluhan orang dilaporkan meninggal dunia dan masih banyak yang dinyatakan hilang. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Ketiga, PTAR beroperasi di sub DAS Aek Pahu yang secara hidrologis terpisah dari DAS Garoga. Meskipun kedua sungai tersebut bertemu, titik pertemuannya berada jauh di hilir Desa Garoga dan terus mengalir ke pantai barat Sumatra, sehingga aktivitas PTAR di DAS Aek Pahu tidak berhubungan dengan bencana di Garoga.

Keempat, meskipun beberapa peristiwa longsoran terpantau terjadi di sub DAS Aek Pahu, justru tidak ada fenomena banjir bandang di sepanjang aliran sungai ini. Berbeda dengan Sungai Garoga, tidak ditemukan aliran lumpur dan batang kayu yang intensif di Sungai Aek Pahu yang dapat menjadi pemicu sumbatan masif. Sebanyak 15 Desa Lingkar Tambang yang sebagian besar berada di sub DAS Aek Pahu juga diklaim tidak mengalami dampak yang signifikan, bahkan saat ini desa-desa tersebut difungsikan sebagai pusat-pusat pengungsian.

Pemantauan lebih lanjut melalui pengamatan udara menggunakan helikopter di kawasan hulu Sungai Garoga turut menguatkan argumen sumber penyebab banjir. Di titik pengamatan yang berada di sub DAS Garoga, terlihat adanya titik-titik longsoran (landslide) yang terjadi di tebing-tebing kawasan hulu Sungai Garoga.

Longsoran-longsoran inilah yang menjadi sumber langsung dari sebagian besar material lumpur dan batang-batang kayu yang ditemukan di Sungai Garoga. Meski begitu, temuan ini masih merupakan indikasi awal. Diperlukan kajian lebih lanjut untuk secara lengkap mencari sumber penyebab lainnya.

Kelima, ketika terjadi peristiwa bencana banjir bandang dan longsor, PTAR telah menjadi bagian dari the first responder dengan melakukan kegiatan Search and Rescue (SAR), pembukaan akses, pendirian posko-posko pengungsian yang dilengkapi tenda tenda darurat, dapur umum, dan klinik masyarakat. Bersama dengan pemerintah daerah, TNI-Polri, dan pemangku kepentingan lainnya, PTAR terus memobilisasi seluruh sumber daya yang dimiliki untuk meringankan beban masyarakat sejak hari pertama bencana terjadi.

"PTAR juga senantiasa mendukung usaha bersama yang sangat penting ini untuk meminimalkan jumlah korban dan memaksimalkan upaya pemulihan pasca bencana," tulis PTAR dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).

Keenam, PTAR adalah bagian masyarakat Batang Toru dan Tapanuli Selatan. Dalam aktivitasnya, PTAR berkomitmen selalu mematuhi seluruh peraturan pemerintah yang berlaku, termasuk perizinan yang berlaku, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan. Tambang Emas Martabe melakukan kegiatan penambangan sepenuhnya di kawasan dengan status Areal Penggunaan Lain (APL).

Selama beroperasi, PTAR terus mendukung upaya perlindungan lingkungan termasuk konservasi air, udara, tanah dan lebih jauh konservasi keanekaragaman hayati berkolaborasi dengan institusi-institusi nasional maupun internasional.

"PTAR turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. PTAR juga memahami besarnya perhatian publik atas bencana ini. Tak hanya itu, PTAR senantiasa mendukung sepenuhnya kajian komprehensif dan independen guna menghasilkan kesimpulan yang tepat yang sangat vital dalam mitigasi risiko bencana pada masa mendatang."

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |