1 hour ago
1
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengebut persiapan implementasi program Makanan Bergizi Gratis (MBG), namun salah satu tantangan terbesar yang mengemuka ialah rendahnya jumlah dapur umum yang telah mengantongi Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
Dari total sekitar 16.300 dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi, baru 3.223 yang memiliki sertifikat tersebut. Artinya, baru sekitar 19,7% SPPG yang tersertifikasi.
Menghadapi tantangan ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menggelar rapat perdana untuk membahas implementasi Peraturan Presiden (Perpres) 115 Tahun 2025 tentang tata kelola penyelenggaraan program MBG, di kantornya sore hari ini, Rabu (3/12/2025).
"Baru saja kami menyelesaikan rapat perdana atas lahirnya atau kick-off implementasi Perpres 115 tahun 2025 tentang tata kelola penyelenggaraan program MBG yang ditetapkan Bapak Presiden pada 17 November 2025, menyusul Keppres sebelumnya," ungkap Zulhas di kantornya, Rabu (3/12/2025).
Ia menekankan, percepatan berbagai aspek teknis tengah dilakukan agar program bisa menjangkau puluhan juta penerima manfaat pada Maret mendatang.
"3T (Tertinggal,Terdepan, Terluar) juga kita percepat agar ini bagaimana Pak Dadan tadi mengatakan Maret kalau bisa 82,9 juta itu bisa menerima manfaat dengan baik. Jadi ada 13 peraturan turunan. Satu peraturan Menteri Keuangan, satu peraturan Menko Pangan sudah ya. Tinggal nanti penyesuaian Perpres di dalam aturan-aturan yang 13, yang sudah ada di BGN. Tadi SPPG 3T kita percepat sudah. Percepatan SLHS (Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi) dan pemenuhan tenaga ahli gizi," jelasnya.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membenarkan jumlah SPPG yang telah tersertifikasi laik higiene memang masih jauh dari total yang beroperasi.
Saat ditanya berapa SPPG yang sudah mengantongi SLHS, ia menjawab baru 3.223 SPPG. Jumlah itu merupakan sebagian kecil dari total SPPG aktif.
"(Sekarang baru ada) 3.223 SPPG (yang kantongi SLHS). Ya dari total aktif 16.300 SPPG," ungkap Dadan.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
