Disebut-sebut Nabi Muhammad, Tanaman Langka RI Ini Laku Keras di Arab

4 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai aliran kepercayaan menyebut surga sebagai tempat terbaik kehidupan setelah dunia. Banyak orang berlomba-lomba melakukan peribadatan sesuai kepercayaan demi masuk surga. 

Ini juga terjadi di Islam yang menyebut surga sebagai tempat akhir kehidupan umat manusia yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan. Kitab Suci Al-Quran dan Nabi Muhammad juga berulangkali menyebut karunia masuk surga, salah satunya soal tanaman pembawa kenikmatan.

Dalam salah satu Hadis Riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Golongan penghuni surga yang pertama kali masuk surga adalah berbentuk rupa pada malam bulan purnama. Nyala perdupaan mereka adalah gaharu."

Gaharu yang dimaksud adalah wewangian kegemaran Nabi Muhammad. Dalam riwayat berbeda, Nabi Muhammad juga menjadikan gaharu sebagai tanaman penghasil wangi paling disukai. 

Sayang, tingginya popularitas tak sebanding dengan akses memperoleh gaharu. Sebab, Gaharu bukan tanaman asli Jazirah Arab. Namun berasal dari beberapa kawasan dunia, salah satunya Indonesia. Alhasil, orang-orang pun berlomba-lomba datang ke Indonesia mencari gaharu. 

Tanaman Asli Indonesia

Pohon yang dalam bahasa Inggris disebut Agarwood ternyata hanya berada di sebagian wilayah di dunia. Yaitu di hutan hujan Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, India, Bangladesh, Filipina, dan Papua Nugini. 

Meski ada di kawasan tersebut bukan berarti gaharu mudah diperoleh sebab keunikannya terletak pada kecacatan pohon. Peneliti Ashley Buchanan di Daily JStor menulis, gaharu yang bisa mengeluarkan wewangian adalah pohon yang sakit.

Infeksi mikroba atau jamur pada pohon gaharu yang terluka akan membuat reaksi kekebalan alami. Reaksi inilah yang menghasilkan aromatik semerbak. Masalahnya, tak semua gaharu bisa sakit dan ditumbuhi mikroba atau jamur. Hanya 7-10% saja yang bisa terinfeksi dan menghasilkan gaharu sangat wangi.

"Dalam keadaan alami, pohon yang menghasilkan gaharu tidak lebih mahal daripada pohon lain di Asia Selatan dan Asia Tenggara," ungkap Ashley menunjukkan bahwa gaharu hanya pohon biasa jika tidak sakit.

Di berbagai peradaban dunia, tak hanya Arab, gaharu juga posisi penting. Di India, misalnya, gaharu sudah digunakan untuk persembahan keagamaan sejak tahun 1500 SM. Lalu, di China gaharu juga sudah dipakai di berbagai acara keagamaan. 

Sama seperti orang Arab, mereka juga mencari gaharu ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia. 

Diincar Orang Sedunia

Di Indonesia, gaharu sudah menjadi komoditas ekspor sejak lama yang sangat bernilai tinggi.

Kerajaan Sriwijaya yang eksis abad ke-7 sampai ke-11 Masehi tercatat sudah mengekspor gaharu ke Jazirah Arab. Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya (1996) menyebut, gaharu diperdagangkan bersamaan dengan kapur barus, cendana, dan rempah-rempah lain. 

Selain oleh pihak kerajaan, para pedagang dari berbagai wilayah dunia secara individu juga melakukan jual-beli gaharu asli Indonesia. Mereka datang jauh-jauh ke beberapa pelabuhan di Sumatra untuk mengangkut gaharu. Contohnya adalah para pedagang dari Campa (Kini Vietnam) dan Siam (Kini Thailand) yang di Sumatra Selatan untuk berdagang gaharu. 

Penjelajah Tome Pires dalam Suma Oriental (1515) bersaksi, banyak pedagang dari Gujarat, India, mendatangi Sumatra Barat untuk mendapatkan kayu gaharu dan komoditas lain. Setiap tahun, ada 1-3 kapal asal Gujarat berkunjung ke Pariaman hanya untuk membawa gaharu. Kelak, gaharu tersebut akan dijual lagi ke Jazirah Arab. 

Sampai sekarang, proses jual beli tersebut masih tetap dilakukan. Sekalipun sudah berlangsung ribuan tahun, nilai jual gaharu tetap tinggi. Kini, harga 1 Kg gaharu berkisar US$20.000-US$100.000 (sekitar Rp324 juta-Rp1,6 miliar rupiah). 

CNBC Indonesia Research Team mencatat, Indonesia mengekspor gaharu ke berbagai negara, dengan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama, diikuti oleh Uni Emirat Arab dan Korea Selatan. Pada 2023, Arab Saudi menyerap sekitar US$10,9 juta atau lebih dari 60% total nilai ekspor gaharu Indonesia, meningkat dari US$8,4 juta pada 2022. Selain itu, Singapura dan Kuwait juga menjadi pasar penting untuk gaharu Indonesia, meskipun volume dan nilainya relatif lebih kecil.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |