Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa mendapat peringatan keras dari sekutu dekat Vladimir Putin, Dmitry Medvedev. Ia mengatakan rencana blok tersebut untuk menyita aset Rusia senilai 80 miliar pound atau setara sekitar Rp1.776 triliun dapat dianggap Kremlin sebagai "casus belli" atau alasan untuk perang.
Medvedev menegaskan bahwa langkah UE untuk mengambil alih aset beku milik Rusia, terutama yang berada di Belgia, akan dilihat sebagai provokasi langsung.
"Jika Uni Eropa yang gila itu mencoba mencuri aset Rusia yang dibekukan di Belgia dengan kedok 'pinjaman reparasi', Rusia mungkin akan menganggap langkah ini sama saja dengan casus belli, dengan semua implikasi relevan bagi Brussels dan masing-masing negara Uni Eropa," ujarnya, seperti dikutip Express, Jumat (5/12/2025).
Rencana Komisi Eropa mencakup penggunaan atau peminjaman dari aset beku untuk mendanai Ukraina. Komisi mengusulkan skema yang dapat menutupi sekitar dua pertiga kebutuhan pendanaan Ukraina hingga 2027, yakni sebesar 90 miliar euro atau sekitar Rp1.751 triliun.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan tekanan finansial terhadap Rusia perlu ditingkatkan untuk mempercepat penyelesaian perang.
Saat ini, total aset negara dan swasta Rusia yang dibekukan di Uni Eropa diperkirakan mencapai 180 miliar pound (sekitar Rp3.996 triliun). Dari jumlah tersebut, sekitar 160 miliar pound (sekitar Rp3.552 triliun) berada di lembaga kliring Euroclear di Belgia.
Namun pemerintah Belgia menolak pemindahan dana tersebut ke Ukraina jika hal tersebut menimbulkan tanggung jawab hukum penuh bagi Kyiv.
Peringatan Medvedev muncul di tengah upaya diplomatik terbaru antara Rusia dan Amerika Serikat. Presiden Vladimir Putin baru saja bertemu dengan utusan AS, termasuk menantu Donald Trump, Jared Kushner, serta penasihat khusus Steve Witkoff.
Pertemuan itu disebut "cukup baik" oleh Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan bahwa Putin memberi kesan ingin mengakhiri perang.
"Saya tidak tahu apa yang dilakukan Kremlin. Yang bisa saya katakan adalah mereka mengadakan pertemuan yang cukup baik dengan Presiden Putin," ujar Trump. "Dia ingin mengakhiri perang. Itulah kesan mereka. Apakah benar atau tidak, kita akan lihat."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

5 hours ago
4















































