Fenomena Baru Laki-laki Ramai Suntik Filler Meledak 99%

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Dulu, merawat diri identik dengan perempuan. Kini, laki-laki pun mulai berdiri di depan cermin, bukan hanya untuk merapikan rambut, tapi juga meresapi rutinitas skincare, memilih cleanser, bahkan mempertimbangkan suntikan filler. Dunia grooming pria tak lagi sunyi ia tumbuh, meluas, dan menjadi pasar bernilai miliaran dolar.

Data dari Statista menunjukkan bahwa pasar male grooming global diprediksi melonjak dari US$80 miliar pada 2022 menjadi US$115 miliar pada 2028 kenaikan hampir 50% hanya dalam enam tahun. Angka ini bukan sekadar tren sesaat, tapi gejala struktural bahwa grooming pria telah menjadi kategori mandiri dalam industri kecantikan.

Generasi kini mulai meninggalkan stereotype lama "sabun satu botol untuk semua".

Laki-laki muda kini sadar bahwa perawatan diri bukan soal gaya hidup mewah atau suatu hal yang feminim, tapi kebutuhan dasar yang sejajar dengan olahraga dan nutrisi.

Di balik perubahan ini, persepsi maskulinitas pun bergeser. Kini, tampil bersih dan terawat tak lagi dianggap mengurangi kelelakian. Justru sebaliknya penampilan dianggap bagian dari kredibilitas sosial, apalagi di era digital yang serba visual.

Tokoh publik se perti Drake, LeBron James, hingga influencer lokal jadi pemicu perubahan. Mereka tak ragu menunjukkan rutinitas grooming, dari sheet mask hingga trimming alis. Apa yang dulu tersembunyi kini tampil sebagai bagian dari branding personal.

Dengan bantuan algoritma dan internet marketing yang semakin efisien, produk grooming pria kini menjangkau target dengan lebih presisi. Algoritma tahu laki-laki juga punya pori-pori.

Menurut Dr. Maryam Zamani, seorang dermatolog dari London, lonjakan ini tak lepas dari edukasi publik soal kebutuhan kulit laki-laki. Masalah kulit seperti jerawat hormonal, kulit kusam karena paparan UV, hingga kulit sensitif karena cukuran, kini dipahami lebih dalam.

Dan pemahaman ini membuat pria mulai mengenali istilah seperti niacinamide, retinol, dan double cleansing yang dulunya mungkin hanya terdengar di antara beauty vlogger.

Yang paling mencolok adalah meningkatnya minat terhadap perawatan estetika non-bedah. Data dari American Society of Plastic Surgeons mencatat, dalam dua dekade terakhir, terjadi lonjakan 99% laki-laki yang menjalani suntikan wajah non-invasif, seperti botox dan filler.

Tujuannya? Bukan jadi orang lain. Tapi menjadi versi terbaik dari diri sendiri, dengan cara yang lebih halus, tidak mencolok, tapi berdampak besar bagi kepercayaan diri.

Grooming laki-laki hari ini tak hanya soal kulit, tapi juga menyentuh struktur sosial yang lebih luas. Ia adalah refleksi dari maskulinitas yang lebih inklusif, dunia kerja yang semakin visual, serta kebebasan berekspresi yang lebih cair antar gender.

Dan jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin bahwa rak skincare di rumah akan semakin ramai oleh botol-botol milik bapak, abang, dan adik laki-laki.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |