Harga Emas Lagi Sakit-sakitan, Resesi Amerika Bisa Jadi Obat

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor emas lagi-lagi dibuat kecewa dengan kejatuhan harga. Harga emas dunia telah meninggalkan level psikologis US$2.900 per troy ons. Penurunan harga emas disebabkan oleh aksi taking profit alias ambil untung saat fokus pasar tertuju pada angka inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya Senin (10/3/2025), harga emas dunia di pasar spot jatuh 0,73% di level US$2.889,39 per troy ons. Pelemahan ini memicu emas meninggalkan level psikologis US$2.900 per troy ons. Penutupan kemarin menjadi harga yang terendah dalam lima hari terakhir.

Harga emas memang sedikit "sakit-sakitan" dalam tiga hari terakhir setelah terbang tinggi. Dalam tiga hari terakhir, harga emas ambruk dua kali dan menguat sekali itupun  sangat tipis yakni 0,03%/

Pada perdagangan hari ini Selasa (11/3/2025) hingga pukul 06.10 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,15% di posisi US$2.885,09 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Senin karena aksi ambil untung mengimbangi dukungan dari permintaan aset safe haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik, sementara fokus pasar kini juga tertuju pada angka inflasi Amerika Serikat (AS).

"Ada sedikit jeda dalam harga emas karena aksi ambil untung dan pasar saham yang melemah. Namun, kita mungkin akan melihat beberapa tawaran safe haven nanti," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, kepada Reuters

Harga indeks saham berjangka AS turun karena kekhawatiran terus berlanjut bahwa tarif balasan dapat memengaruhi ekonomi terbesar di dunia.

Presiden AS Donald Trump menolak untuk memprediksi apakah AS akan menghadapi resesi di tengah kekhawatiran pasar saham atas tindakan tarifnya.

Trump memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada Selasa lalu, bersama dengan bea baru pada barang-barang China. Namun dua hari kemudian, ia membebaskan banyak impor dari Meksiko dan beberapa dari Kanada dari tarif tersebut selama sebulan.

"Ketidakpastian mengenai perang dagang dan resesi ekonomi global semuanya menguntungkan emas, rekor tertinggi mungkin terjadi lagi. Data yang lebih lemah dari perkiraan akan menguntungkan emas," kata Wyckoff.

Investor juga mencermati data Indeks Harga Konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu dan data Indeks Harga Produsen pada hari Kamis. Saat ini, para pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga AS untuk bulan Juni.

Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa masih harus dilihat apakah rencana tarif pemerintahan Trump akan terbukti bersifat inflasi.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |