IHSG Menuju Bullish, 3 Saham Big Bank Ini Siap Terbang

4 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan pasar saham Indonesia sangat volatile akhir-akhir ini. Naik turun naik turun, akan tetapi pergerakan seperti ini justru yang disukai oleh para trader.

Di tengah volatilitas pasar saham saat ini, saham-saham perbankan sudah mulai menunjukkan konfirmasi bullish. Kini trader maupun investor kembali berburu saham-saham perbankan.

Pada perdagangan kemarin Rabu (5/3/2025), IHSG ditutup melesat 2,37% di level 6.531,40. Penurunan ini berhasil membuat IHSG meninggalkan level psikologis 6.300.

Bank Indonesia pun telah memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%. Hal ini akan mendorong optimisme terhadap saham-saham perbankan.

Selain itu, kabar hangat dari JP Morgan yang meningkatkan rekomendasi saham-saham perbankan besar di Indonesia, di tengah kondisi aksi jual dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini pun mendorong saham-saham perbankan melejit dengan signifikan.

Aksi buy back dari saham-saham bank plat merah juga mendorong kenaikan saham-saham perbankan big caps.

CNBC Indonesia Research telah menganalisa tiga saham perbankan yang diprediksi akan melanjutkan reboundnya dalam sepekan ini.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Saham perbankan plat merah satu ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melanjutkan kenaikan harga saham dengan melesat 4,63% di level Rp3.840 per lembar saham pada perdagangan kemarin Rabu (5/3/2025).

Kenaikan tersebut tak luput dari kabar baik, JP Morgan akhirnya menaikkan rating saham BBRI dari neutral menjadi overweight. Artinya analis memperkirakan bahwa harga saham perusahaan tertentu akan menunjukkan performa yang lebih baik di masa depan nanti.

Analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi menargetkan harga saham BBRI di level Rp 4.200 per saham berdasarkan pada kelipatan price/book (P/B) wajar yang berasal dari dividend discount model (DDM) sebesar 1,64 kali dengan return on equity (RoE) yang dinormalisasi sebesar 19,8%. Selain itu, BBRI memiliki tingkat bebas rasio sebesar 7%, biaya modal sebesar 14,8%, dan tingkat pertumbuhan terminal sebesar 7%.

Di sisi lain, dia menjelaskan, aksi jual di saham bank BUMN tanah air mengakibatkan penurunan harga saham BUMN sebanyak 17% secara year to date (YtD). Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan IHSG 13% dan MSCI Emerging Market yang meningkat 2%.

Alhasil, kondisi tersebut menunjukkan potensi pemulihan teknis jangka pendek bagi saham-saham perbankan. Meskipun proyeksinya hati-hati, harga saham telah turun di bawah level target, sehingga sulit untuk mempertahankan sikap bearish pada sektor tersebut.

Berdasarkan analisisnya, BBRI memiliki fundamental yang kuat pada bisnis pendaan UMKM, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai profitabilitas yang signifikan sepanjang siklus. Namun, saat ini BBRI sedang mengalami fase penurunan kualitas aset. Hal ini akibat dari perubahan makroekonomi dan lemahnya penjaminan di Kupedes, terutama pada 2023 lalu.

Pihak BBRI pun sedang dalam proses mengatasi tantangan ini sekaligus memperbaiki non-performing loan (NPL). Proses ini kemungkinan akan memakan waktu, namun cukup banyak risiko yang telah diperhitungkan Manajemen BBRI.

Lebih jauh, emiten pelat merah satu ini dipandang memiliki modal yang melebihi kebutuhan pertumbuhan bank tersebut. Oleh karena itu, JP Morgan memperkirakan BBRI bisa mencatatkan rasio pembayaran yang tinggi. Di satu sisi, hal ini akan membatasi pertumbuhan book value (BV) BBRI, namun emiten ini akan menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Selain itu, BBRI berencana melakukan pembelian kembali saham alias buyback dengan nilai keseluruhan diperkirakan sebesar-besarnya Rp3 triliun.

BRI telah melaksanakan Buyback dalam rangka program kepemilikan saham pekerja, dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris sejak tahun 2015. Program tersebut merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk mendorong engagement pekerja terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja Perusahaan dalam jangka panjang.

Perkiraan jumlah nilai Buyback 2025 sebesar-sebesarnya Rp3.000.000.000.000 yang berasal dari kas internal BRI sesuai peraturan yang berlaku. Perkiraan nilai buyback belum termasuk biaya-biaya (komisi perantara pedagang efek dan biaya lainnya) yang diperkirakan sebanyak-banyaknya sebesar 0,22% dari perkiraan nilai buyback.

Target saham BBRI yang telah ditetapkan JP Morgan berada di level Rp4.200 per lembar saham.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Saham bank plat merah lainnya yang mendapat angin segar dari JP Morgan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Harsh Wardhan Modi, Analis JP Morgan, menaikkan peringkat saham BMRI dari Underweight (UW) ke Neutral (N).

Analis JP Morgan mencatat sejumlah saham bank BUMN terkoreksi 17% sejak awal tahun. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan IHSG yang turun 13%.

Secara fundamental, menurut Modi, prospek sejumlah saham ini masih menghadapi tantangan. Kemudian penurunan harganya pun berada di bawah target. "Kondisi ini membuka peluang teknikal rebound dalam waktu dekat," ungkap Modi, dalam keterangan resminya.

Setelah revisi peringkat tersebut, JP Morgan mematok target harga untuk saham BMRI di Rp5.100 per lembar, menurut data Bloomberg.

Selain itu, BMRI mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) perusahaan senilai RP 1,17 triliun. Aksi korporasi tersebut masih akan menunggu keputusan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan mengungkapkan Bank Mandiri memiliki rencana untuk melakukan Buyback Perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI beserta rencana pengalihan saham hasil Buyback sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 Tahun 2023.

Lebih lanjut, perusahaan menyebut buyback dapat dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 12 bulan setelah tanggal RUPS yang menyetujui Buyback.

BMRI akan melakukan RUPS pada 25 Maret 2025, yang berarti apabila disetujui program buyback akan berlangsung dari tangga 26 Maret 2025 hingga 25 Maret 2026.

Manajemen BMRI mengatakan melalui program Buyback ini, perusahaan bertujuan untuk memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek yang dimiliki Perseroan.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Saham bank plat merah satu ini juga tak luput dari komentar positif. JP Morgan meningkatkan rekomendasi saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dari neutral menjadi overweight.

Hal tersebut terjadi usai JP Morgan melihat valuasi saham BBNI yang telah mengalami koreksi signifikan, sehingga memberikan peluang pemulihan dalam waktu dekat.

JP Morgan menetapkan target harga saham BBNI di level Rp4.600 per lembar saham hingga akhir 2025. Akan tetapi saham perbankan masih memiliki beberapa tantangan yakni likuiditas perbankan dan tekanan biaya dana (cost of fund).

JP Morgan menilai saham BBNI memiliki prospek positif seiring dengan upaya perbaikan struktur kredit dan optimalisasi pendapatan berbasis komisi.

Selain itu, BBNI)berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya sebesar Rp905 miliar atau 10% dari total modal disetor.

Aksi buyback BBNI untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa perusahaan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan.
Rencana buyback ini akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) BNI tanggal 13 Maret 2025 mendatang. Periode pelaksanaan buyback dilakukan dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujuinya rencana Buyback oleh RUPST.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |