Jakarta, CNBC Indonesia -Dalam ajaran resmi Gereja Katolik, struktur hierarkis adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan misinya. Kristus mengutus para Rasul untuk menyebarkan Injil, dan misi tersebut berlangsung hingga akhir zaman. Menurut Konsili Vatikan II, para uskup menggantikan para Rasul sebagai gembala Gereja.
Hal ini menunjukkan bahwa Gereja yang dikenal sekarang berkembang dari kelompok pengikut Yesus pada masa awal, yakni Gereja para Rasul. Struktur ini mulai terbentuk pada periode antara kebangkitan Yesus dan kemartiran St. Ignatius dari Antiokhia di awal abad kedua.
Hierarki Gereja Katolik terdiri dari Paus sebagai pemimpin tertinggi, para uskup, imam, dan diakon. Paus, yang meneruskan Santo Petrus sebagai pemimpin para uskup, adalah uskup Roma dan juga memiliki peran sebagai pemimpin Gereja universal.
Dilansir dari imankatolik.or.id dalam tradisi Katolik, Roma dipandang sebagai pusat dari seluruh Gereja, dan Paus dipilih oleh para kardinal yang merupakan penasihat Paus. Para uskup, yang menggantikan para Rasul, berperan sebagai pemimpin umat di wilayah mereka masing-masing dan bersama-sama membentuk dewan para uskup.
Foto: Paus Francis mencium patung bayi Yesus ketika ia memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 24 Desember 2018. REUTERS / Max Rossi
Pope Francis kisses a statue of baby Jesus as he leads the Christmas Eve mass in Saint Peter's Basilica at the Vatican, December 24, 2018. REUTERS/Max Rossi TPX IMAGES OF THE DAY
Peran uskup sangat penting dalam memimpin komunitas lokal. Selain sebagai pemimpin spiritual, mereka bertanggung jawab untuk mempersatukan umat melalui tiga tugas utama: pewartaan Injil, perayaan sakramen, dan pelayanan umat.
Untuk mendukung tugas mereka, uskup dibantu oleh imam dan diakon. Imam berperan sebagai perpanjangan tangan uskup dalam melayani jemaat lokal, sedangkan diakon memiliki fungsi pelayanan khusus, seperti membantu dalam liturgi dan kegiatan sosial.
Posisi Paus sebagai pemimpin tertinggi didasarkan pada peran Santo Petrus, yang oleh Yesus ditunjuk untuk menggembalakan Gereja. Dalam Matius 16:18-19, Yesus menyatakan bahwa Petrus adalah batu karang di atas mana Gereja akan didirikan, dan otoritas untuk "mengikat dan melepaskan" diberikan kepadanya. Oleh karena itu, suksesi apostolik dari Petrus ke Paus saat ini memberikan legitimasi hierarki Gereja Katolik modern.
Selain Paus dan uskup, kardinal juga memainkan peran penting dalam hierarki Gereja Katolik. Para kardinal, yang umumnya dipilih dari kalangan uskup di seluruh dunia, bertugas memilih Paus baru ketika Paus sebelumnya wafat.
Foto: infografis/Cara Memilih Paus: Proses di Balik Penentuan Pemimpin Tertinggi Gereja/Aristya Rahadian
Cara Memilih Paus: Proses di Balik Penentuan Pemimpin Tertinggi Gereja
Mereka juga berperan sebagai penasihat utama Paus dalam pengambilan keputusan penting bagi Gereja.
Indonesia sendiri memiliki beberapa kardinal yang pernah mengikuti konklaf. Di antaranya adalah Kardinal Justinus Darmojuwono, yang mengikuti dua konklaf pada tahun 1978; Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., yang mengikuti konklaf tahun 2005; serta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, yang diangkat pada tahun 2019. Suharyo akan mengikuti konklaf untuk mencari pengganti Paus Fransiskus yang meninggal dan dimakamkan pada hari ini, Sabtu (26/4/2025).
Foto: BBC
Tatanan Hierarki Gereja Katolik
Dengan struktur yang demikian jelas, hierarki Gereja Katolik tidak hanya mempertahankan warisan apostolik dari para Rasul, tetapi juga menjalankan misi Gereja untuk membimbing umat melalui pengajaran, sakramen, dan pelayanan yang berkesinambungan.
Struktur ini memastikan bahwa Gereja Katolik tetap berfungsi sebagai komunitas global yang dipimpin oleh Paus dan para uskup, sesuai dengan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]