Kelapa Asal RI Dicap 'Pohon Surga', Diburu Orang Eropa karena Sakti

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sedang mengalami krisis kelapa parut. Kondisi ini dipicu oleh keputusan para petani yang lebih memilih mengekspor kelapa bulat ke luar negeri, terutama ke China, karena harga jual yang jauh lebih tinggi. Alhasil, pasokan kelapa di pasar domestik pun menyusut tajam.

Sejak dahulu, kelapa Indonesia telah menjadi komoditas unggulan. Salah satu buktinya terlihat pada era kolonial, ketika bangsa Eropa menunjukkan minat besar terhadap kelapa asal Nusantara.

Turun dari Surga dan Dicap Sakti 

Penelitian berjudul "Cocos nucifera (L.) (Arecaceae): A phytochemical and pharmacological review" (2015) menyebutkan, bahwa kelapa (Cocos nucifera) berasal dari kawasan tropis di Asia Tenggara dan Pasifik, salah satunya mencakup Indonesia. Tanaman ini membutuhkan kondisi iklim hangat dan lembap untuk tumbuh subur, sehingga hanya dapat dibudidayakan di wilayah tropis. 

Atas dasar ini, saat orang Eropa bertemu dengan kelapa saat kolonialisme silam, mereka membawanya ke daerah jajahan lain yang beriklim tropis untuk dibudidaya.

Saat mulai tersebar luas dan dirasakan manfaatnya, orang-orang kemudian menyebut kelapa sebagai "Kalpavriskha" atau "pohon surga". Sebutan ini muncul karena setiap bagian di tanaman kelapa punya banyak manfaat untuk manusia. Mulai dari batang, daun, buah, hingga air kelapa.

Salah satu varietas kelapa yang menjadi buruan dan disukai bangsa Eropa berasal dari Indonesia. Ini dibuktikan dalam arsip Belanda berjudul "De Nuttige Planten van Nederlandsch-Indie" (Tanaman-tanaman bermanfaat di Hindia Belanda) terbit tahun 1922 karya K. Heyne. 

Dari tulisan itu diketahui, kelapa yang ditanam Indonesia jadi salah satu yang berkualitas di dunia. Orang Eropa menganggap kelapa di Indonesia lebih sakti alias banyak khasiat dan berguna bagi manusia. Ini disebabkan karena orang Indonesia pandai mengolah tanaman menjadi obat-obatan herbal.

Bagian akar, misalnya. Bagi banyak orang, akar bukan bagian penting dan tidak bermanfaat. Padahal, akar sangat bermanfaat, khususnya ketika mengatasi demam dan diare. Khasiat ini dibuktikan langsung oleh orang Eropa usai mengamati pribumi.

Pantauan harga kelapa di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (19/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Pantauan harga kelapa di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (19/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Pantauan harga kelapa di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (19/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Dalam banyak laporan yang sangat akurat, akar kelapa punya rasa tajam dan sepat. Tapi, sangat bermanfaat untuk diare dan demam," tulis arsip tersebut. 

Salah satu sorotan lain adalah terkait efektivitas kelapa ijo yang menurut tulisan itu hanya ada di Indonesia. Kelapa ijo dianggap sebagai obat mengatasi keracunan akut dan berbagai penyakit. Namun, orang Eropa tak menggunakan air secara utuh, tetapi mengolahnya sebagai sirup atau kecap. 

Dalam penelitian kontemporer, kelapa ijo ternyata tak hanya ada di Indonesia. Di luar negeri, kelapa jenis ini lazim disebut green coconut dan dikategorikan sebagai kelapa yang belum matang sempurna dan masih muda. 

Selain itu, bukti lain juga menunjukkan orang Eropa suka atas olahan kelapa berupa minyak. Dengan minyak kelapa, orang Eropa di Indonesia sering menggosok rambut karena mampu menghilangkan kutu dan membuat rambut hitam lebat, panjang, dan berkilau.

Lalu, minyak kelapa juga bermanfaat untuk mengobati wasir. Tak heran, saking berkhasiat, sejak tahun 1920-an, sudah muncul industri pengolahan minyak kelapa untuk kesehatan yang kemudian dikirim ke negara-negara Eropa.

"Di Eropa, terutama Prancis, minyak kelapa memiliki reputasi sebagai pemicu pertumbuhan rambut dan digunakan sebagai gel. Bahkan, dalam ilmu farmasi dikategorikan sebagai obat," ungkap arsip tersebut. 

Demikian, sekelumit cerita soal kelapa Indonesia yang jadi buruan orang Eropa ratusan tahun silam. Kini, kelapa Indonesia masih menjadi komoditas unggulan. Hanya saja, permintaan tinggi ke China membuat kebutuhan domestik menjadi kurang.


(mfa/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Next Article Tak Disangka, Buah Asli RI Ini Disukai Orang Eropa, Jadi Barang Mahal

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |