Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali masuk ke zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025).
IHSG ditutup anjlok 2,14% ke level 6.380,4. Sebanyak 119 naik, 502 turun, dan 334 stagnan. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp13,25 triliun yang melibatkan 20,26 miliar saham dalam 1,17 juta transaksi.
Seluruh sektor berada di zona merah pada perdagangan hari ini. Sektor bahan baku tercatat turun 7,05%, utilitas turun 4,97%, dan properti -4,17%.
Lalu berdasarkan saham, emiten milik konglomerat menjadi pemberat IHSG hari ini. Amman Mineral Internasional (AMMN) turun 11,76% ke level 6.000. Saham ini berkontribusi 25,63 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Lalu emiten milik Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN) turun 5,08% dan berkontribusi 12,53 indeks poin terhadap penurunan IHSG. Lalu emiten yang juga milik Prajogo, Chandra Asri Pasific (TPIA) turun 8,05% dengan menjadi pemberat IHSG sebesar 10,85%.
Emiten milik grup Sinar Mas juga menjadi pemberat IHSG hari ini. Saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA) turun 5,25% dan memberatkan IHSG sebanyak 6,04 indeks poin.
Selain itu, saham GOTO, ADRO, PANI, hingga BRMS juga menjadi penyebab IHSG merosot.
Adapun kondisi IHSG hari ini kontras dengan perdagangan kemarin, di manaIHSG ditutup melesat 3,97% ke level 6.519,66. IHSG melesat seiring dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang hari ini mengumpulkan pelaku pasar dan juga Otoritas Jasa Keuangan terkait anjloknya IHSG pada akhir pekan lalu, Jumat (28/2/2025).
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia bukan hanya OJK dan sekuritas yang hadir dalam acara tersebut, tetapi juga Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, Bos Adaro Garibaldi Thohir, Bos Sinar Mas Franky Widjaja, Bos Indika Energy Arsjad Rasjid, Ketua Kadin Anindya Bakrie, anak Prajogo Pangestu Agus Salim Pangestu, hingga Komisaris Amman Mineral Agus Projosasmito.
Sebagai informasi,IHSG memang masih dibanjiri sentimen negatif. Dari eksternal, perang dagang masih terpicu ulah Trump yang lagi-lagi soal tarif. Kanada dan Meksiko dikenakan tarif 25% yang sebelumnya sempat ditunda pada awal Februari. Sementara, China mendapat tambahan tarif impor 10% menjadi 20%.
Jika, inflasi makin panas, maka bank sentral AS, The Fed juga bisa semakin hati-hati dalam memutuskan kebijakan moneter-nya.
Pasar juga memproyeksi, kini AS terancam mengalami stagflasi lantaran inflasi memanas, pertumbuhan ekonomi melambat, dan potensi PHK yang membuat angka pengangguran naik.
Selain itu, tekanan keluar dana asing masih cukup deras di pasar saham RI. Dalam sebulan terakhir asing mencatat net sell sampai Rp18,05 triliun di keseluruhan pasar.
Sementara itu, dari dalam negeri kita masih menghadapi sejumlah ketidakpastian dari regulasi di beberapa sektor, seperti penantian penurunan royalti batu bara, iuran MIP, dan lain-lain.
Selain itu, pelaku pasar masih memonitor efek dari lembaga investasi baru kita yakni Danantara dan bank emas baru bagi pergerakan pasar modal Tanah Air.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Nge-Gas Lebih Dari 3,5% & Rupiah Menguat ke Rp16.478/USD
Next Article IHSG Dibuka Merah, Balik Lagi ke Level 7.400-an