Jakarta, CNBC Indonesia - Co-Founder dan CEO Pagatan Usaha Makmur (PUM), Rio Christiawan, meyakini potensi pasar karbon sangat besar di Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya Indonesia memiliki kekayaan alam dan ekosistem baik hutan tropis maupun lahan gambut yang luas.
Keyakinan tersebut semakin kuat dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Dengan terbitnya aturan anyar tersebut, Indonesia memiliki payung hukum penting menuju ekonomi hijau yang berintegritas.
Aturan tersebut juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam perdagangan karbon global.
"PUM ini perusahaan berbasis reforestasi. Untuk pengembangan, kami juga mendorong perdagangan karbon berbasis nature-based solutions, yang tidak hanya menekan emisi tetapi juga memberi dampak ekonomi bagi masyarakat," jelas Rio kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/10/2025).
Rio mengatakan, dekarbonisasi menjadi agenda yang sangat penting saat ini, karena peningkatan suhu bumi sudah memicu berbagai risiko bencana, termasuk kebakaran hutan dan lahan. Dalam konteks ini, reforestasi menjadi solusi cepat dan realistis untuk menekan emisi sekaligus memperbaiki kondisi ekosistem.
Melihat hal itu, dibutuhkan peran berbagai pihak untuk terlibat dalam mengontrol emisi dan jejak karbon, salah satunya swasta. Dia pun menilai pihak swasta memiliki peran besar dalam menangani perubahan iklim, salah satunya melalui pendekatan nature-based solution seperti konservasi dan restorasi hutan, yang tidak hanya mengurangi gas rumah kaca tetapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat lokal.
Reforestasi dinilai lebih realistis dan efisien dibanding teknologi seperti carbon capture and storage (CCUS) yang mahal, rumit, dan memerlukan pemetaan infrastruktur bawah tanah yang belum tersedia secara lengkap di Indonesia.
"Upaya reforestasi sejalan dengan agenda ekonomi kerakyatan pemerintah dan bisa menjadi bagian dari model bisnis yang berbasis keberlanjutan, konservasi satwa, serta pelestarian tanaman langka. Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam menerapkan solusi berbasis alam karena memiliki kawasan hutan tropis terluas ketiga di dunia dan potensi mangrove yang besar, serta karakteristik sebagai negara maritim." tegas dia.
Menurutnya, pendekatan nature-based tidak hanya berlaku di daerah pedesaan atau hutan, tapi juga bisa diterapkan di kota-kota besar melalui program seperti ProKlim dan pembangunan taman kota, meski perlu disertai perubahan perilaku masyarakat.
Adapun proyek besar yang dikelola PUM adalah PLUM Project, dengan fokus di Kalimantan Tengah, yang memiliki misi untuk mengembangkan solusi berbasis alam yang inovatif dan proyek restorasi ekosistem bereputasi baik yang berkontribusi terhadap dekarbonisasi, ketahanan iklim, meningkatkan keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat melalui konsultasi erat dengan para ahli terkait dan pemangku kepentingan lokal.
Sementara itu, nilai-nilai dalam PLUM Project meliputi, ketekunan terhadap tantangan, tidak takut bermimpi, tangguh, dan adaptif, serta mengajak kemitraan agar seluruh spektrum manfaat bisa dirasakan.
Menariknya, dalam konteks iklim, PUM turut mendukung penanaman kembali dan juga konservasi serta menghitung orang utan bersama Borneo Nature Foundation (BNF). Di dalam komunitas, PUM juga bekerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Selain berperan aktif membangun PUM, Rio juga dikenal sebagai akademisi, penulis, dan pengusaha. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu kini aktif mengajar di sejumlah kampus ternama dengan bidang kepakaran seperti corporate finance, hukum korporasi, lingkungan, hingga etika bisnis dan lainnya. Rio juga telah menulis lebih dari 20 judul buku sebelum terjun ke bisnis restorasi ekosistem.
Tidak heran jika keseriusan Rio dalam pengembangan ekonomi hijau demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 membuatnya dianugerahi sebagai Person of The Month periode November 2025 oleh Media Ekonomi Terbesar di Indonesia, CNBC Indonesia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Teknologi hingga Modal, Jalan Terjal RI Kembangkan Bisnis Hijau

8 hours ago
1

















































