Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Indonesia yang luas dan terbagi berbagai pulau menyebabkan distribusi barang dan jasa kerap tidak merata, tidak terkecuali sektor perbankan. Padahal sektor perbankan bukan hanya bertugas membuka akses layanan keuangan namun juga mendukung pelaku usaha hingga dukungan literasi keuangan.
Untungnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi di kawasan pedesaan dan memudahkan transaksi masyarakat, salah satunya melalui Agen BRILink.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan hingga akhir 2024 telah terjalin kemitraan dengan 1,06 juta agen BRILink yang tersebar di lebih dari 67.000 desa atau 90% total desa di Indonesia. Agen ini berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang 2024 mencapai Rp 185 triliun dan menjangkau lebih dari 4 juta UMKM di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Sunarso, Agen BRILink menjadi salah satu bentuk upaya BRI dalam mendorong akses pasar hingga ke pelosok-pelosok Indonesia.
"Warung-warung kelontong yang disebut agen BRILink, kerja sama lebih dari 1 juta agen di seluruh Indonesia yang menggembirakan warung-warung ini tidak kecil selama setahun 2024, volume transaksi mencapai Rp 1.589 triliun. Ini Transaksi lewat warung," ungkapnya dikutip Senin (3/3/2025).
Kehadiran Agen BRILink juga menjadi salah satu upaya BRI setelah menutup lebih dari 1.000 kantor cabang. Sunarso merinci, bahwa layanan kantor cabang yang ditutup itu kemudian dialihkan kepada para agen BRILink yang tersebar di warung-warung. Menurut Sunarso, transformasi BRI ini merupakan tahapan yang kedua, yang disebut BRIvolution 2.0.
Aspirasinya, BRI ingin menjadi the most valuable banking group in Southeast Asia and champion of financial inclusion. Sunarso menekankan, dalam fase ini, inklusi menjadi kunci.
"Maka kemudian, kita menutup cabang sebenarnya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat yang kita kemas dalam rangka financial inclusion. Maka kemudian agen BRILink dimaksudkan untuk memastikan terjadinya sharing ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang secara inklusif melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya," terang Sunarso.
Agen BRILink juga menjadi pilihan BRI karena berdasarkan hasil riset BRI menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya digital. Masih lebih banyak yang menyukai layanan perbankan lewat agen.
"Bahkan, jangankan digital. Ke bank aja masih enggan gitu, masih lebih senang lewat warung-warung yang sifatnya ada dekat dengan rumahnya, tetangganya, seperti itu. Tapi intinya adalah masih butuh physical presence dan kemudian juga personal touch," pungkas Sunarso.
Sunarso menggambarkan, agen BRILink persis seperti layanan kantor cabang BRI yang sesungguhnya, namun dalam bentuk agen. Agen-agen tersebut bisa berupa warung, toko kelontong, dan lain sebagainya.
"Tujuannya adalah supaya menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan tadi di wilayah-wilayah terutama yang tidak terjangkau oleh layanan bank secara formal," pungkas Sunarso.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Perkuat Akselerasi Keuangan Kelompok Rentan & Perempuan
Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun