Jakarta, CNBC Indonesia - Puncak arus balik di tahun ini diperkirakan jatuh pada tanggal 6 April 2025. Direktur PT Jasa Marga Subakti Syukur mengaku kewalahan dengan puncak arus balik di tahun lalu. Di tahun ini diperkirakan akan ada kenaikan, lebih parah dibandingkan tahun 2024.
"Dan ini yang agak-agak seramnya, skenario ini belum ketemu ya, nanti di lapangan naik terhadap puncak balik tahun 2024. 2024 saja kita sudah kewalahan. Tentunya nanti ada skenario khusus, karena kita sudah dengan skenario yang ada, masih naik 3 persen terhadap puncak balik tahun 2024. Cukup besar 3 persen itu," kata dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Selasa (4/3/2025).
Saat ini belum disepakati skenario arus balik yang akan diterapkan seperti apa. Keputusan tersebut bakal di bawah diskresi Kepolisian setelah berkoordinasi dengan banyak pihak termasuk badan usaha jalan tol serta Kemenhub.
"Prediksi puncak arus balik pada minggu tanggal 06 April (H+5) sebanyak 271 kendaraan atau naik 62% terhadap normal," kata Subakti.
Sedangkan prediksi puncak arus mudik (H-3) sebanyak 232 ribu kendaraan atau 50% lebih tinggi dari waktu normal, namun lebih rendah -9% dibandingkan 2024.
Proyeksi lalu lintas masuk Jakarta(GT Cikampek Utama Kalihurip Utama, Ciawi, GT Cikupa) sebanyak 2,18 Juta kendaraan sepanjang 12 hari dari H-10 sampai dengan H+2. Jumlah ini 1,1% lebih tinggi dari arus mudik tahun 2024 dengan asumsi WFA dari 24 sampai 27 Maret 2025.
Potensi permasalahan misalnya bottleneck lajur di Jakarta-Cikampek KM 72 sd KM 66 (arah Jakarta), kemudian kapasitas parkir TIP tidak cukup menampung kebutuhan. pengguna jalan serta perlu konsistensi pengawasan SKB pengaturan angkutan barang & rekayasa contraflow sesuai indikator.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Efisiensi Anggaran Dipastikan Tak Ganggu Persiapan Mudik Lebaran
Next Article Video: Simak! Ini Hasil Kinerja 9M-2024 Garuda & Jasa Marga