Perang di Perbatasan, Afghanistan-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakistan dan Afghanistan sepakat melakukan gencatan senjata sementara selama 48 jam mulai Rabu (15/10/2025), setelah serangan udara dan pertempuran darat di sepanjang perbatasan yang disengketakan menewaskan lebih dari selusin warga sipil dan melukai sedikitnya 100 orang.

Pertempuran terbaru di perbatasan yang kerap bergejolak itu kembali pecah sejak akhir pekan lalu, ketika puluhan orang tewas dalam bentrokan paling mematikan antara kedua negara Muslim tersebut sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul pada 2021.

Ketegangan meningkat tajam setelah Islamabad menuduh pemerintahan Taliban Afghanistan gagal menindak kelompok militan yang disebut beroperasi dari wilayah Afghanistan dan melancarkan serangan ke wilayah Pakistan.

Namun, Taliban membantah tuduhan itu. Juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, menuduh militer Pakistan "menyebarkan informasi palsu" untuk memperburuk hubungan dua negara, sekaligus "melindungi kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS guna mengguncang stabilitas Afghanistan."

Dalam pernyataan resmi, sebagaimana dikutip Reuters, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan kedua negara akan menerapkan "gencatan senjata sementara" selama dua hari mulai pukul 13.00, setelah permintaan dari pihak Kabul.

Sementara itu, Mujahid menegaskan bahwa kesepakatan tersebut justru terjadi "atas desakan Pakistan." Ia mengatakan pemerintah Taliban telah memerintahkan pasukannya untuk mematuhi gencatan senjata selama tidak ada "tindakan agresi" dari pihak seberang.

Sebelum kesepakatan itu tercapai, ketegangan sempat mencapai puncaknya ketika pesawat-pesawat Pakistan melancarkan serangan udara di provinsi perbatasan Kandahar dan menghantam kota Spin Boldak, menurut pejabat dari kedua negara.

Pejabat keamanan Pakistan menyebut serangan itu menargetkan "brigade pasukan Taliban Afghanistan" dan menewaskan puluhan orang, meski klaim itu belum dapat dikonfirmasi secara independen.

Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Enayatullah Khowarazmi, mengatakan serangan udara justru mengenai daerah pemukiman warga sipil di Spin Boldak. Pejabat Taliban juga menyebut ada serangan udara lain di Kabul, meski targetnya belum jelas.

Organisasi kemanusiaan EMERGENCY, yang mengoperasikan Pusat Bedah untuk korban perang di Kabul, melaporkan menerima 40 korban, termasuk lima orang tewas.

"Kami mulai menerima ambulans yang penuh dengan orang terluka. Kami mengetahui telah terjadi ledakan beberapa kilometer dari rumah sakit kami," kata Dejan Panic, Direktur EMERGENCY di Afghanistan.

"Sebagian besar korban mengalami luka akibat serpihan, trauma tumpul, dan luka bakar."

Masing-masing pihak saling menuding telah melancarkan serangan darat lintas batas. Taliban Afghanistan mengatakan lebih dari selusin warganya tewas dan 100 orang lainnya terluka akibat "serangan pasukan Pakistan" di Spin Boldak.

Sementara itu, Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyatakan empat warganya terluka akibat serangan "pasukan Taliban" di distrik Chaman, yang berada tepat di seberang Spin Boldak.

Di sisi lain, dua pejabat keamanan Pakistan melaporkan bentrokan terpisah antara pasukan keamanan dan kelompok militan di distrik Orakzai, wilayah perbatasan Pakistan, yang menewaskan enam anggota paramiliter dan sembilan militan.

Akibat meningkatnya kekerasan, kedua negara menutup beberapa pos lintas perbatasan sejak akhir pekan lalu, menghentikan aktivitas perdagangan dan membuat puluhan truk pengangkut barang tertahan. Langkah ini memperparah kesulitan ekonomi Afghanistan, yang selama ini bergantung pada pasokan pangan dan kebutuhan pokok dari Pakistan.

Adapun lonjakan kekerasan di perbatasan Afghanistan-Pakistan juga menarik perhatian global.

China menyerukan perlindungan bagi warga dan investasi mereka di kawasan. Rusia meminta kedua pihak menahan diri agar situasi tidak meluas.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Washington siap membantu meredakan ketegangan. "Kami bisa membantu mengakhiri konflik ini jika kedua pihak menghendaki," kata Trump dalam pernyataan singkat.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Iran Tolak Gencatan Senjata dengan Israel, Siap Perang sampai Habis

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |