Perang Pakistan-India Makin Ganas, Amerika Langsung Turun Gunung

13 hours ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menekan India dan Pakistan untuk menghindari konflik di Kashmir pasca insiden penembakan massal maut terhadap turis di wilayah yang disengketakan kedua negara tersebut.

Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan pada Kamis (1/5/2025) bahwa Washington berharap Pakistan akan membantu memburu militan di balik serangan itu, yang bermarkas di wilayah yang dikuasai Pakistan.

Vance juga mendesak India untuk bertindak dengan menahan diri sehingga ketegangan tidak meledak menjadi perang antara negara tetangga yang bersenjata nuklir itu. India sebelumnya menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebjt.

"Harapan kami di sini adalah bahwa India menanggapi serangan teroris ini dengan cara yang tidak mengarah pada konflik regional yang lebih luas," kata Vance dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dikutip Jumat (2/5/2025).

"Dan kami berharap, sejujurnya, bahwa Pakistan, sejauh mereka bertanggung jawab, bekerja sama dengan India untuk memastikan bahwa para teroris yang terkadang beroperasi di wilayah mereka diburu dan ditangani," tambahnya.

Komentar Vance senada dengan komentar Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang pada Rabu telah berbicara dengan pejabat tinggi Pakistan dan India serta meminta kedua rival tersebut untuk bekerja sama agar meredakan ketegangan.

Menurut pernyataan Departemen Luar Negeri, dalam panggilan teleponnya dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar, Rubio "menyatakan kesedihannya atas hilangnya nyawa dalam serangan teroris yang mengerikan di Pahalgam, dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan India melawan terorisme."

Dalam panggilan teleponnya dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Rubio "berbicara tentang perlunya mengutuk serangan teror pada tanggal 22 April," dan mendesak kerja sama pejabat Pakistan dalam penyelidikan.

"Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen berkelanjutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban teroris atas tindakan kekerasan keji mereka," kata pernyataan tersebut.

Kekhawatiran akan konflik yang lebih luas meningkat awal minggu ini ketika Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengatakan negaranya memiliki "informasi intelijen yang kredibel bahwa India bermaksud melakukan aksi militer terhadap Pakistan dalam 24-36 jam ke depan."

Militan pada tanggal 22 April membantai 26 warga sipil, sebagian besar wisatawan, di kota pegunungan Pahalgam di Kashmir yang dikelola India. India dan Pakistan sejak itu terlibat dalam permusuhan balasan.

India menutup wilayah udaranya untuk penerbangan komersial dari Pakistan pada Selasa, sesuai dengan larangan Islamabad terhadap penerbangan dari India, yang diberlakukan minggu lalu sebagai tanggapan atas pembatalan visa bagi warga negara Pakistan oleh New Delhi dan penangguhan perjanjian pembagian air yang penting.

Minggu ini, New Delhi dan Islamabad sama-sama memamerkan kekuatan militer mereka.

Pakistan menembak jatuh pesawat nirawak India yang digunakan untuk "spionase" di wilayah Kashmir yang disengketakan pada hari Selasa, sumber keamanan Pakistan mengatakan kepada CNN International.

Dua hari sebelumnya, angkatan laut India mengatakan telah melakukan uji coba serangan rudal untuk "memvalidasi ulang dan menunjukkan kesiapan platform, sistem, dan awak untuk serangan ofensif presisi jarak jauh."

Ketegangan juga telah memanas di sepanjang perbatasan de facto, Garis Kontrol, di Kashmir, dan baku tembak terjadi di sepanjang perbatasan yang disengketakan selama tujuh malam berturut-turut.


(tfa/tfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Efisiensi, Bupati Poso Blak-blakan Nasib Program Prioritas

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |