Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni, Daniel Asmorom dan Alimudin Baedu (Damai), berhasil menarik perhatian dalam debat kandidat terbaru dengan pemaparan program-program konkret yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, khususnya dalam penyediaan air bersih, pemberantasan korupsi, dan perencanaan keuangan daerah.
Pasangan dengan nomor urut dua ini tampil mengusung visi "SCEMA" atau "Sehat, Cerdas, Produktif, Maju, dan Sejahtera," yang mereka yakini akan membuat Teluk Bintuni menjadi “dua kali lebih baik.”
Menurut Muksin Inai, Ketua Tim Pemenangan Pasangan DAMAI (Daniel Asmorom - Alimudin Baedu), Pasangan Daniel Asmorom dan Alimudin Baedau (Damai) unggul di debat Pilbup Teluk Bintuni, karena sangat meyakinkan ketika memaparkan apa sebenarnya program kerja dan misi visi memperbaiki Bintuni.
"Paslon Damai sangat menguasai materi karena Alimudin adalah mantan Kepala Bapelitbangda, dan Daniel Asmorom adalah politisi yang sudah malang melintang," jelasnya.
Ia menambahkan saat debat kandidat, ada hal yang unik terjadi yakni saat pasangan Calon Wakil Bupati Alimudin Baedu menjawab pertanyaan sebelum waktunya. Hal itu menurut Ketua Timses karena paslon sangat antusias untuk mrmaparkan visi misi mereka.
"Iya sempat ditegur oleh moderator karena mencoba menjawab pertanyaan sebelum waktunya ya. Itu justru menunjukkan antusiasme dari Mantan Kepala Bapelitbangda ini dalam memaparkan visi-misi mereka lebih dalam lagi, untuk menjadikan Teluk Bintuni yang dua kali lebih baik," jelasnya.
Dalam debat ini sejumlah program nyata akan direalisasikan paslon terutama untuk fokus utamanya Penyediaan Air Bersih.
Menyadari pentingnya air bersih bagi masyarakat Bintuni, Daniel dan Alimudin menekankan strategi komprehensif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Air adalah kebutuhan yang penting, Bintuni ada, namun harus ada teknologi untuk menjamin kebutuhan air,” tegas Alimudin Baedu dalam debat.
Program DAMAI mencakup penyediaan depot galon air bersih, depot pengelolaan air bersih, serta metode sumur bor untuk kampung dan distrik. Selain itu, DAMAI berkomitmen untuk mengoptimalkan dan mendistribusikan jaringan air baku yang sudah ada namun belum fungsional.
Alimudin juga menegaskan bahwa solusi desalinisasi dinilai tidak tepat karena biayanya yang besar.
“Desalinisasi, teknologi dengan biaya besar, maka tidak mungkin dikerjakan,” tambahnya. Langkah konkret yang ditawarkan pasangan DAMAI ini menunjukkan keseriusan mereka dalam menangani permasalahan air bersih yang selama ini menjadi perhatian utama masyarakat.
Langkah Tegas Pemberantasan Korupsi
DAMAI juga memaparkan komitmennya dalam memberantas korupsi melalui penerapan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Alimudin menyampaikan rencana mereka untuk memperkuat pengawasan melalui APIP, penerapan SOP, serta penertiban administrasi dalam berbagai aspek pemerintahan.
“Pelayanan cepat dan tepat tanpa biaya, pengaduan masyarakat secara cepat, komitmen bersama seluruh aparatur kabupaten,” paparnya.
Di bawah DAMAI, ada sistem pengawasan dan pemberian sanksi yang jelas terhadap aparatur yang melanggar, serta penghargaan bagi yang berprestasi. Dengan mengedepankan kerja sama dengan aparatur penegak hukum, pasangan DAMAI berkomitmen membangun tata kelola yang bebas korupsi demi kesejahteraan masyarakat Teluk Bintuni.
Alimudin Baedu menjelaskan strategi DAMAI dalam merencanakan APBD agar dapat menyikapi kendala yang sering terjadi, yaitu keterlambatan siklus anggaran.
“Kita harus tahu 97% APBD kita bersumber dari dana transfer, maka kita harus menunggu sumber tersebut, misalnya DBH migas baru turun di November, maka kita harus merencanakan mengikuti itu,” ungkap Alimudin.
DAMAI juga akan memperkuat kapasitas aparatur di tingkat kampung dan distrik agar lebih efektif dalam menjalankan program. Alimudin menekankan bahwa walaupun sering terjadi keterlambatan, pelaksanaan APBD di Teluk Bintuni tetap akan berjalan tepat waktu, paling lambat pada bulan Desember.
Di penghujung debat, pasangan Daniel Asmorom dan Alimudin Baedu kembali menekankan komitmen mereka untuk membawa Teluk Bintuni menjadi lebih baik dengan slogan "Teluk Bintuni Dua Kali Lebih Baik." Dalam pernyataan akhir mereka, Daniel menekankan bahwa mereka adalah pasangan yang berpengalaman, tegas, dan berkomitmen untuk melayani masyarakat tanpa ada kendali pihak luar.
"Belajar membangun, gurunya memegang remote, jangan salah memilih, sekali lima tahun menaruh harapan, pilihlah DAMAI, bupati dan wakil bupati Teluk Bintuni, pasangan paling ideal. Dengan pengalaman, pengetahuan, dan wawasan serta kemampuan untuk menjawab persoalan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, dan penguatan sistem pengelolaan tata pemerintahan, maka kita yakin akan terjadi perubahan besar, lompatan dua kali lebih besar lebih baik," ungkap Daniel.