Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kesepakatan transaksi menggunakan mata uang lokal antara Indonesia, China, dan Jepang telah dimanfaatkan oleh para pelaku usaha antar negara.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai transaksi yang menjadi bagian dari program local currency transaction (LCT) dengan China telah tembus US$ 7 miliar, sedangkan Jepang US$ 5 miliar.
Total transaksi tanpa dolar AS antara China, Jepang, dan Indonesia itu setara US$ 12 miliar, setara dengan nilai Rp 200,37 triliun.
"Nilai transaksi mata uang lokal dengan Tiongkok US$ 7 miliar dan Jepang US$ 5 miliar," kata Perry dalam acara konferensi pers rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Nilai LCT dengan Jepang dan China ini sudah jauh melampaui nilai keseluruhan transaksi mata uang lokal yang tercatat hingga pertengahan tahun ini yang sebesar US$ 11,7 miliar atau setara Rp 189 triliun.
Nilai transaksi ini bahkan juga telah meningkat tajam dibandingkan nilai transaksi LCT pada semester I-2024 yang sebesar US$ 4,702 miliar. Rata-rata jumlah nasabah LCT juga tumbuh signifikan, atau meningkat sekitar 45% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Untuk itu, Satuan Tugas Nasional LCT akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dalam Pertemuan Komite Kerja Tingkat Deputi Satgasnas LCT di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Perkembangan positif LCT ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi Satgasnas LCT dalam melakukan penguatan sinergi antarotoritas dan mitra strategis, penyesuaian kebijakan insentif, serta sosialisasi yang targeted, terintegrasi, dan terencana, termasuk kepada pelaku usaha ekspor-impor.
Filianingsih menegaskan bahwa capaian tersebut didukung oleh upaya menjangkau pemanfaatan LCT lebih luas di berbagai sektor dan wilayah, termasuk perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).
"Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru, yaitu Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab pada Januari 2025," kata Filianingsih.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Covid-19 Menggila Lagi, Jepang Ajak RI Lakukan Ini

8 hours ago
1

















































