Rugi Emiten Prajogo Pangestu (TPIA) Bengkak 106%, Ini Penyebabnya

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten petrokimia PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melaporkan pembengkakan 106% pada rugi yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada akhir tahun 2024.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru dikutip dari keterbukaan informasi BEI, rugi emiten milik Prajogo Pangestu tersebut per Desember 2024 tercatat sebesar US$69,16 juta atau sekitar Rp1,13 triliun. Sementara di tahun 2023, perseroan membukukan defisit sebesar US$33,57 juta.

Dari sisi top line, perusahaan milik salah satu orang terkaya di Indonesia ini membukukan pendapatan usaha sebesar US$1,78 miliar atau sekitar Rp29,18 triliun. Capaian ini turun 17,4% dari tahun lalu sebesar US$2,16 miliar.

Direktur Chandra Asri Suryandi menyampaikan, Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh gangguan eksternal dalam pasokan dan permintaan yang mengurangi volume penjualan secara keseluruhan selama tahun tersebut, serta dampak dari TAM yang direncanakan oleh Perusahaan. Dengan demikian EBITDA perusahaan juga mengalami penurunan di tahun 2024.

"Perusahaan melaporkan EBITDA yang lebih rendah dibandingkan dengan FY 2023. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya laba kotor akibat pelaksanaan TAM yang berakhir pada Q3 2024 dan menyebabkan penutupan sementara di beberapa fasilitas produksi. Meskipun ini berdampak pada kapasitas operasional jangka pendek, inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas Perusahaan ke depan," ungkap Suryandi, dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa, (18/3/2025).

Kendati turunnya pendapatan, laba TPIA terhimpit beban pokok pendapatan sebesar US$1,74 miliar. Sebelumnya, perseroan mengakumulasikan beban sebesar US$2,08 miliar.

Dari segi permodalan, per Desember 2024, perusahaan mencatatkan aset sebesar US$5,66 miliar. Hal ini naik dari periode 31 Desember 2023 dengan perolehan US$5,61 miliar.

Adapun liabilitas dan ekuitas TPIA tercatat sebesar masing-masing US$2,73 miliar dan US$2,93 miliar.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Menilik Prospek Saham Prajogo Pangestu di 2025

Next Article Beban Diskon & Promosi Naik 57%, Blibli (BELI) Masih Rugi Rp1,87 T

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |