loading...
Mobil Volvo baru menunggu pengiriman di pelabuhan Yangtze, di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China timur, Rabu, 9 April 2025. FOTO/AP
JAKARTA - Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor China menjadi 125% pada Rabu (10/4), beberapa jam setelah China menaikkan bea impor barang-barang Amerika menjadi 84%. Perang dagang yang seamkin memanas antar kedua negara ini akan mengganggu perdagangan antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini.
Dengan alasan kurangnya rasa hormat, Trump membedakan China dengan negara-negara lain. Dia mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa dia menghentikan apa yang disebutnya sebagai "Tarif Timbal Balik" terhadap banyak mitra dagang lainnya karena mereka telah merespons dengan melakukan perundingan.
Kenaikan tarif antara AS dan China adalah yang terbaru dalam perang dagang yang sedang berlangsung yang mengancam kenaikan harga bagi konsumen di Amerika dan menggagalkan upaya China untuk menghidupkan kembali ekonominya yang lesu. Tanggapan dari Pemerintah China menandakan tekadnya untuk tidak tunduk pada tekanan Trump, terlepas dari risikonya.
"Jika AS bersikeras untuk terus meningkatkan pembatasan ekonomi dan perdagangannya, China memiliki kemauan yang kuat dan sarana yang berlimpah untuk mengambil tindakan balasan yang diperlukan dan berjuang sampai akhir," ujar Kementerian Perdagangan China sebelum mengumumkan kenaikan tarif terbarunya dilansir dari AP, Kamis (10/4/2025).
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, di Washington mengatakan: "Ketika Anda meninju Amerika Serikat, Presiden Trump akan meninju balik lebih jauh."
Sebagaimana diketahui, AS mengirimkan rekor ekspor senilai USD199 miliar ke China tahun lalu, sementara China mengekspor barang dan jasa senilai USD463 miliar ke AS berada di urutan ketiga di belakang Meksiko dan Kanada, menurut Departemen Perdagangan AS.
Ekspor utama AS ke China pada tahun 2024 termasuk kedelai, pesawat terbang, farmasi, dan semikonduktor. Sebaliknya, ponsel, komputer, mainan, dan pakaian termasuk di antara impor utama dari China. Raksasa manufaktur tersebut merupakan sumber utama impor AS hingga tahun 2022 tetapi telah kalah bersaing dengan negara-negara tetangga Amerika di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat.
Kamar Dagang Eropa di China menuduh AS membatalkan banyak prinsip yang telah mendukung pendekatannya terhadap perdagangan dan investasi. Dikatakan bahwa tarif Trump akan berdampak signifikan pada perusahaan-perusahaan Eropa yang mengekspor dari China ke AS, memaksa mereka untuk memikirkan kembali model bisnis dan rantai pasokan mereka.
"Hal ini akan menyebabkan peningkatan substansial dalam biaya operasional dan inefisiensi, dan pada akhirnya harga yang lebih tinggi untuk konsumen," kata dia.