loading...
Seorang menteri Pakistan ancam serang India dengan senjata nuklir ketika perseteruan kedua negara memanas. Seteru ini dipicu pembantaian 26 turis Hindu di Kashmir. Foto/Brookings
ISLAMABAD - Menteri Perkeretaapian Pakistan Hanif Abbasi telah mengancam India dengan serangan senjata nuklir di tengah memanasnya perseteruan kedua negara.
Perseteruan ini terjadi setelah serangan teror di wilayah Kashmir yang dikelola India pada Selasa pekan lalu, di mana 26 turis Hindu ditembak mati oleh kelompok bersenjata.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu, Abbasi mengingatkan India bahwa Pakistan memiliki banyak rudal dan 130 hulu ledak nuklir, yang menurutnya "tidak untuk dipamerkan."
"Tidak seorang pun tahu di mana kami telah menempatkan senjata nuklir kami di seluruh negeri. Saya katakan lagi, rudal balistik ini, semuanya ditujukan kepada Anda," ancam Abbasi, yang dilansir NDTV, Senin (28/4/2025).
Mengomentari keputusan New Delhi pada hari Rabu yang menangguhkan secara sepihak Perjanjian Indus Waters Treaty (Perjanjian Perairan Indus) yang menjadi kunci pembagian air, Abbasi mengatakan, "Jika mereka menghentikan pasokan air kepada kami, maka mereka harus siap berperang."
India, pada gilirannya, menegaskan pada pekan lalu bahwa penangguhan perjanjian itu akan tetap berlaku sampai Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali menolak dukungannya terhadap terorisme lintas batas.
New Delhi belum pernah menangguhkan perjanjian tersebut, yang mengatur sistem sungai yang berdampak pada jutaan jiwa di kedua negara.
Hubungan yang sudah sengit antara kedua negara berkekuatan nuklir itu semakin memburuk pada hari Selasa, ketika beberapa orang bersenjata membantai 26 turis Hindu—25 warga India dan satu warga negara Nepal—di Lembah Baisaran, tujuan wisata populer di wilayah Jammu dan Kashmir yang dijuluki sebagai "Mini Swiss".
India dengan cepat menuduh Pakistan membantu infiltrasi militan di Kashmir—tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad.
The Resistance Front (TRF), kelompok militan yang diduga terkait dengan Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan, dilaporkan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan teror tersebut.