Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 97.000 warga Palestina telah mengungsi di Gaza selama empat hari terakhir. Hal ini disampaikan oleh salah satu lembaga PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Dalam paparannya, IOM memberikan peringatan bahwa jumlah tersebut akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. Hal ini karena serangan Israel ke wilayah kantong Palestina itu yang semakin intens.
"Bantuan kemanusiaan tidak boleh digunakan untuk memengaruhi pergerakan orang", tulis IOM di X, dikutip Selasa (20/5/2025).
Lembaga itu juga menyatakan kesiapan dengan mitra untuk membantu masyarakat yang mengungsi di dalam Gaza. IOM pun menyerukan kembali gencatan senjata segera dan akses penuh, aman, dan berkelanjutan untuk beroperasi.
Sebelumnya, Israel telah meluncurkan operasi 'Kereta Perang Gideon' di wilayah Gaza dalam beberapa hari terakhir. Hal ini dilakukan untuk menumpas milisi penguasa Gaza, Hamas.
Peperangan terbaru keduanya dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu. Hal ini diawali oleh serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 orang, sebagai balasan penjajahan Israel.
Israel membalas hingga hari ini, dengan korban di Gaza tercatat berjumlah 53 ribu jiwa, mayoritas wanita dan anak-anak. Dalam rangkaian operasi terbaru ini, Israel menutup semua penyeberangan ke Gaza sejak 2 Maret, yang memperdalam krisis kemanusiaan di daerah kantong itu.
Video Netanyahu
Sementara itu, dalam sebuah video yang diunggah pada hari Senin di saluran Telegram milik Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Tel Aviv menanggapi secara resmi kritikan atas blokade bantuan kemanusiaan selama berbulan-bulan. Netanyahu membela tindakan tersebut, dengan alasan bahwa kelompok militan Palestina telah mengalihkan bantuan untuk kepentingannya sendiri.
"Rencana perang dan kemenangan tersebut mencakup tekanan militer yang luar biasa, upaya besar-besaran kami untuk benar-benar mengambil alih seluruh Gaza, serta upaya untuk memotong kemampuan Hamas untuk mengeksploitasi bantuan kemanusiaan," tuturnya, dimuat Russia Today (RT).
Pada hari Minggu, kantor Netanyahu mengatakan Israel akan melonggarkan blokade untuk mengizinkan pengiriman makanan terbatas ke Gaza. Menurutnya, sistem distribusi baru akan membutuhkan waktu untuk disiapkan dalam beberapa hari.
"Kami akan membangun titik-titik pertama dalam beberapa hari lagi dan menambahkan lebih banyak lagi nanti," pungkasnya.
Kelompok bantuan internasional telah berulang kali memperingatkan dalam beberapa minggu terakhir tentang risiko kelaparan di Gaza karena pemboman Israel meningkat. Lebih dari 300 orang, termasuk anak-anak, telah tewas dalam 72 jam hingga Senin dini hari.
Israel menyalahkan korban sipil pada Hamas. Negeri itu mengklaim Hamas menggunakan daerah padat penduduk oleh kelompok itu untuk operasi militer.
Hamas mengatakan pada hari Senin bahwa militer Israel, IDF, menembakkan "ratusan peluru, rudal, dan bom yang sangat merusak setiap hari" ke lingkungan permukiman. IDF mengatakan telah menyerang 160 "target teroris" dalam 24 jam terakhir.
Netanyahu sendiri telah bersumpah perang akan terus berlanjut sampai Hamas dikalahkan. Di sisi lain, Hamas telah menolak seruan untuk melucuti senjata dan memilih untuk terus bertahan.
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bombardir Gaza Lagi, Netanyahu "Berkoar" Rebut Seluruh Wilayah
Next Article Netanyahu Akhirnya Buka Suara soal Gencatan Senjata Gaza, Sebut Ini