Tok! Inggris Sepakat Kembalikan Wilayah Dekat RI Ini ke Negara Asal

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Inggris sepakat untuk menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan Kepulauan Chagos di Samudera Inggris ke Mauritius. Hal ini disampaikan langsung Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer, Kamis (22/5/2025).

Dalam pernyataannya, Starmer mengklaim kesepakatan itu sangat penting bagi pertahanan, keselamatan dan keamanan rakyat Inggris. Pasalnya, London juga masih diberikan kesempatan untuk mempertahankan kendali atas pangkalan udara Anerika Serikat (AS)-Inggris yang penting secara strategis di Diego Garcia, pulau terbesar di Kepulauan Chagos, dengan sewa selama 99 tahun.

"Lokasi strategis pangkalan ini sangat penting bagi Inggris," kata Starmer dikutip Al Jazeera.

"Dengan menyetujui kesepakatan ini sekarang, sesuai ketentuan kami, kami mengamankan perlindungan yang kuat, termasuk dari pengaruh jahat, yang akan memungkinkan pangkalan tersebut beroperasi dengan baik hingga abad berikutnya," tambahnya.

Inggris, yang telah menguasai wilayah tersebut sejak 1814, memisahkan Kepulauan Chagos pada tahun 1965 dari Mauritius untuk membentuk Wilayah Samudra Hindia Britania. Pada awal tahun 1970-an, pemerintah mengusir sekitar 1.500 penduduk ke Mauritius dan Seychelles untuk memberi jalan bagi pangkalan udara Diego Garcia di pulau terbesar Kepulauan Chagos.

Pada bulan Oktober, London mengumumkan rancangan perjanjian untuk menyerahkan pulau-pulau tersebut kepada Mauritius dan mengizinkan Inggris dan AS untuk terus menggunakan pangkalan Diego Garcia berdasarkan sewa selama 99 tahun.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang diajak berkonsultasi mengenai kesepakatan tersebut, memberikan persetujuannya. Namun, penyelesaian perjanjian tersebut tertunda karena adanya perubahan pemerintahan di Mauritius dan dilaporkan adanya negosiasi menit-menit terakhir mengenai biaya.

Walau begitu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memuji penandatanganan perjanjian "bersejarah" tersebut pada hari Kamis.

"Kami memuji Inggris dan Mauritius atas kepemimpinan, visi, dan komitmen mereka untuk memastikan bahwa Diego Garcia tetap beroperasi penuh selama perjanjian ini," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.

"Kami berharap dapat bekerja sama erat dengan kedua pemerintah untuk memperkuat kolaborasi kami dalam mendukung perdamaian dan stabilitas regional."

Sempat Alot

Penandatanganan ini dilakukan hanya beberapa jam setelah hakim Pengadilan Tinggi pada Kamis pagi menjatuhkan perintah yang menunda upacara penandatanganan virtualStarmer dengan perwakilan Mauritius. Hal ini terjadi setelah klaim dua perempuan Chagossian yang mewakili penduduk asli pulau tersebut, Bernadette Dugasse dan Bertrice Pompe.

Keduanya menyebut keluarganya telah diusir puluhan tahun lalu untuk memberi jalan bagi pangkalan udara tersebut. Mereka khawatir akan semakin sulit untuk kembali setelah Mauritius mengambil alih kendali pulau tersebut.

Namun, hakim Martin Chamberlain mencabut perintah tersebut setelah sidang di kemudian hari, yang membuka jalan bagi Inggris untuk menandatangani kesepakatan tersebut. Hal ini memicu reaksi yang keras dari Pompe dan Dugasse.

"Kami tidak ingin menyerahkan hak kami kepada Mauritius. Kami bukan warga Mauritius," katanya di luar Pengadilan Tinggi. "Hak yang kami minta sekarang, telah kami perjuangkan selama 60 tahun. Mauritius tidak akan memberikannya kepada kami."

Di sisi lain, PM Mauritius Navin Ramgoolam, yang mempertanyakan kesepakatan itu ketika ia menjabat untuk kedua kalinya November lalu, mengatakan dalam siaran televisi pada hari Kamis bahwa kesepakatan itu melambangkan penyelesaian "proses dekolonisasi total".

"Ini pengakuan total atas kedaulatan kami di Chagos, termasuk Diego Garcia," kata Ramgoolam, berbicara dalam bahasa Creole setempat.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Menggila di Gaza, Inggris Setop Perundingan Perdagangan

Next Article Video: Kapal Rusia Terciduk Masuk Wilayah Inggris

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |