Trump Berubah Pikiran, Tarif China Turun Jadi 80%

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih berlangsung panas. Kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu saling balas menetapkan tarif tinggi untuk impor barang dari masing-masing negara.

Terbaru, Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal akan menurunkan tarif yang sudah berlaku saat ini sebesar 145% menjadi 80%. Hal itu diungkap melalui akun media sosial personalnya.

"China harus membuka pasarnya untuk AS. Ini akan sangat baik bagi mereka!!! Pasar tertutup tidak lagi berfungsi!!!", tulis Trump dalam unggahan media sosial.

"Tarif 80% untuk China tampaknya tepat. Terserah Scott B.," ia menambahkan beberapa saat selanjutnya.


Sebagai informasi, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan kepala negosiator perdagangan Jamieson Greer akan bertemu dengan kepala ekonomi China, He Lifeng, di Jenewa, Swiss.

Mereka akan melakukan negosiasi sebagai langkah pertama menuju penyelesaian sengketa perdagangan yang telah menjerat rantai pasokan global.

Kementerian Luar Negeri China beberapa saat lalu mengatakan perang dagang melalui tarif tinggi yang dilancarkan AS sebagai taktik ekonomi yang kasar dan menindas. Pemerintah China menekankan pihaknya menentang keras cara AS yang dinilai tidak berkelanjutan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump sudah mengindikasikan niatan untuk menurunkan hukuman tarif ke China. Namun, baru kali ini Trump lantang menyebut angka 80%.

Meskipun tarif 80% sudah dipangkas hampir setengah dari yang berlaku saat ini, tetapi nominalnya masih sangat tinggi. Dampak tarif ini sudah berdampak ke berbagai sektor bisnis. Bukan hanya di AS dan China, tetapi juga di seluruh belahan dunia.

Kebijakan tarif AS direspons China dengan menetapkan tarif balas dendam hingga 125%. China juga mengenakan pungutan tambahan pada beberapa produk termasuk kacang kedelai dan gas alam cair.

Negosiasi pada akhir pekan ini di Jenewa telah dijelaskan oleh pejabat pemerintahan Trump sebagai langkah menuju penurunan ketegangan dengan China. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pertemuan itu tampak "sangat menjanjikan" bagi AS.

Dorongan Trump pada tarif secara luas dipandang sebagai peningkatan risiko bagi ekonomi AS. Muncul kekhawatiran bahwa tarif akan menaikkan harga bagi konsumen dan bisnis AS secara keseluruhan. Hal ini bisa kembali memicu inflasi.

Trump sudah mendapat protes dari warga AS karena kekhawatiran harga-harga barang melonjak. Pasalnya, barang-barang konsumen yang beredar di AS seperti pakaian, perangkat elektronik, mainan anak, banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik China.

Di saat bersamaan, pemerintah China berupaya mengurangi penutupan, kebangkrutan, dan PHK pada lini bisnis yang terkena dampak besar dari tarif AS.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Tarif Memanas,Xi Jinping Ajak Vietnam Perkuat Kerja Sama

Next Article Petaka Trump Makin Ganas, Harga Mobil Naik Gila-gilaan

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |