Trump Mau Pasang Tarif 100% untuk Film yang Diproduksi di Luar AS

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kembali memicu kontroversi usai menyatakan bakal memberlakukan tarif 100% untuk seluruh film yang diproduksi di luar negeri. Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyebut bahwa industri film asing menjadi "ancaman keamanan nasional" bagi perfilman Amerika.

"Industri film di Amerika sekarat dengan sangat cepat," tulis Trump mengutip laman Variety, Senin (5/5/2025). "Negara lain menawarkan insentif besar untuk menarik sineas dan studio keluar dari AS. Ini bukan sekadar kompetisi ekonomi, tapi upaya propaganda."

Trump mengeklaim telah menginstruksikan Departemen Perdagangan AS dan United States Trade Representative (USTR) untuk segera memulai proses penerapan tarif tersebut. Kendati begitu belum jelas apakah Trump memiliki wewenang untuk memberlakukan kebijakan tersebut secara sepihak, apalagi di tengah ketidakpastian hukum dan teknis implementasinya.

Kabar ini pun langsung membuat Hollywood panik. Para eksekutif studio besar dilaporkan mengadakan panggilan darurat untuk membahas dampaknya. Mereka khawatir tarif tersebut bisa menghambat distribusi film yang sebagian besar diproduksi atau difilmkan di luar negeri, termasuk sekuel besar seperti Avatar, The Avengers, dan Mission: Impossible.

Sejumlah pertanyaan kemudian muncul, apakah film yang sedang dalam produksi akan dikecualikan? Apakah film produksi asing akan sepenuhnya dilarang? Mengapa hanya film layar lebar yang disebut, sementara produksi serial televisi tidak disentuh?

Salah satu alasan utama banyak studio Hollywood memilih syuting di luar negeri adalah insentif pajak yang menarik, seperti yang ditawarkan di Kanada, Inggris, Australia, dan Hungaria. Selain itu, film global seperti James Bond dan Fast & Furious memang membutuhkan lokasi eksotis untuk mendukung cerita.

Pernyataan Trump muncul hanya sepekan sebelum dimulainya Festival Film Cannes 2025, di mana banyak film AS dijadwalkan untuk menjajakan hak distribusi internasional. Langkah ini bisa mempersulit kerja sama studio dengan mitra asing dan memperkeruh iklim bisnis global.

Sebelumnya, Trump sempat mengangkat aktor Sylvester Stallone, Mel Gibson, dan Jon Voight sebagai "duta khusus" untuk industri film AS, meski belum ada gebrakan konkret sejak penunjukan itu pada Januari lalu. Meskipun Trump menyebut industri Hollywood tengah sekarat, data menunjukkan sebaliknya.

Hingga awal 2025, pendapatan box office domestik naik 15,8% dibanding tahun lalu, meski masih 31% di bawah level 2019. Namun produksi film dan serial memang masih lesu pasca mogok massal aktor dan penulis pada 2023.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Daftar 5 Perusahaan Produksi Film Terbesar di Dunia

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |