Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Pedongkelan, RW 15/RT 5, Pulo Gadung, Jakarta Timur di sekitar Waduk Ria Rio menyampaikan keresahannya kepada Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK).
Warga merasa resah menunggu kepastian rencana penggusuran yang berhembus bakal melanda lahan yang mereka tempati. Merespons hal itu, RK berjanji bakal mencari cara lain terkait dengan persoalan itu.
“Jangan ada penggusuran aman oke, makanya harus menang dulu itu dulu. Kalau menang orang lain nanti digusur,” kata RK.
Menurut RK, tidak semua masalah pembangunan di Jakarta solusinya adalah dengan menggusur lahan yang sudah ditempati oleh warga. Dia bilang, ada cara yang lebih manusiawi dari penggusuran.
“Saya kira nggak ada masalah ya. Tidak semua urusan harus dengan cara gusur-mengusur pasti ada cara lain yang lebih manusiawi yang bisa menjadi kesepakatan yang membahagiakan warga,” jelasnya.
Selain itu, dia juga menawarkan solusi ihwal masalah sertifikasi tanah bagi warga Jakarta. Pasalnya, Mantan Gubernur Jawa Barat itu mengaku kerap menerima keluhan soal sertifikasi tanah kala blusukan selama kampanye Pilkada.
RK menyebut, akan melobi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sebagai salah satu solusi mengenai persoalan sertifikasi tanah yang dihadapi warga Jakarta.
“Saya kemana-mana masalah sertifikasi juga mengemuka. Jadi kalau nanti jadi gubernur saya akan melobi ATR/BPN untuk mencarikan solusi sesuai aspirasi warga, sesuai aturan hukum,” kata dia
Relawan Muda Mundur dari Pemenangan Ridwan Kamil dan Pindah ke Pramono Anung, Ini Alasannya
Salah satu relawan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Aditya Halimawan menyatakan mundur dari salah satu tim pemenangan di relawan muda.
Adapun itu disampaikan melalui unggahan di akun Instagra pribadinya yang diberi judul 'Undur diri dari pemenangan Ridwan Kamil'. Di mana salah satu alasannya karena memiliki ide yang berbeda dari paslon RIDO.
"Hingga hari ini, sejak proses kampanye dimulai, ternyata saya memiliki ide/pikiran yang sangat berbeda untuk Jakarta dengan Rido, salah satunya mobil curhat, imaji Jakut seperti Dubai, transportasi air, dan hal lainnya," tulis Aditya melalui sebuah unggahan di Instagram pribadinya, Kamis (7/11/2024).
Mantan simpatisan Anies Baswedan ini menuturkan, pemikiran dirinya justru banyak sepakat dengan ide yang ditawarkan paslon Pramono Anung dan Rano Karno.
"Entah, banyak program dan pemikiran yang mirip dengan pak anies seperti kebijakan soal kampung kota, sumur resapan, KJMU dan beasiswa lainnya, transjabodetabek untuk meminimalisir kemacetan, KRL MRT Gratis 15 golongan, dan kebijakan lainnya. Ini solusi konkret untuk Jakarta," tulisnya.
Bagi Aditya, keputusannya untuk hengkang dari gerakan pemenangan Rido bukan suatu keputusan yang berat. Sebab dia mengaku bahwa labuhnya ia ke gerakan itu karena diajak, bukan atas inisiatif pribadi.
Karena Politik Kebijakan RK yang Berbeda
Anies, menegaskan keputusan itu bukan karena dirinya berkonflik dengan pihak manapun, tetapi murni karena ia tidak menemukan semangat yang dibawa Anies dalam membangun Jakarta di pasang Rido.
“Alasan saya mundur murni karena politik kebijakan dari Ridwan Kamil yang berbeda dengan pemikiran saya, daripada saya memaksakan diri dan berkompromi berlebih saya putuskan undur diri,” ujarnya.