100 Hari Trump, SdanP 500 Jeblok Terburuk dalam Setengah Abad!

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan salah satu indeks acuan bursa saham Amerika Serikat (AS), S&P 500 (SPX) jeblok sepanjang 100 hari pertama kepemimpinan Presiden Donald Trump sejak dilantik awal tahun ini.

Terhitung sejak dilantik pada 20 Januari - 29 April 2025, kepemimpinan Trump memasuki 100 hari pertama. Ada banyak kebijakan agresif yang dilakukan dan mempengaruhi pergerakan pasar lebih volatil.

Langkah-langkah Trump termasuk pemberlakuan tarif universal sebesar 10% untuk seluruh impor ke AS, disertai dengan tarif tambahan yang cukup fantastis ke China sampai ratusan persen membuat kekhawatiran perang dagang kian memanas.

Apalagi tarif resiprokal juga diumumkan pada lebih dari 160 negara, tetapi hanya berselang beberapa hari tidak jadi diterapkan dan saat ini memasuki fase negosiasi selama 90 hari.

Meskipun tekanan tarif sudah mulai mereda, tetapi tidak menutup kemungkinan kebijakan agresif soal tarif ini masih bisa memicu perang dagang terhadap negara mitra, terutama pada China yang secara tegas akan melawan.

Hal ini kemudian memberikan tekanan pada kondisi ekonomi AS, di mana peluang mengalami resesi melonjak sampai lebih dari 50%.

Dibandingkan inflasi, kini AS juga terancam mengalami stagflasi, di mana kondisi inflasi tetap panas, ekonomi melambat, dan tingkat pengangguran naik.

Hal tersebut akhirnya membuat S&P 500 terkontraksi sampai 7,9% sepanjang 100 hari Trump menjabat untuk yang kedua kalinya. Pergerakan ini bahkan jauh lebih parah jika dibandingkan pergerakan S&P 500 pada 100 hari pertama kepemimpinan George Bush sebesar 6,7% dan bisa dibilang terburuk sejak 1974 yang merupakan rekor penurunan paling tajam sebesar 11,9%.

Dibandingkan dengan periode pertama Trump malah sangat kontras karena S&P 500 berhasil menguat 5,30%.

Adapun berikut rincian pergerakan S&P 500 pada 100 hari pertama kepemimpinan Presiden AS :

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |