Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang distrik Bannu di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, pada Selasa malam (4/3/2025), saat umat Muslim sedang berbuka puasa di bulan suci Ramadan. Setidaknya 12 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam insiden ini, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Dua kendaraan sarat bahan peledak diledakkan di dalam kompleks militer, diikuti dengan baku tembak sengit antara pasukan keamanan dan kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam aksi ini sebagai "serangan pengecut" terhadap warga sipil yang tidak bersalah. "Teroris yang menyerang saat bulan suci Ramadan tidak layak mendapat belas kasihan," tegasnya dalam sebuah pernyataan resmi, dilansir AFP.
Serangan ini terjadi saat waktu berbuka puasa, ketika masyarakat tengah bersiap untuk menikmati makanan setelah seharian berpuasa.
Menurut seorang pejabat keamanan yang berbicara secara anonim kepada AFP, ledakan dahsyat tersebut mengakibatkan lubang sedalam empat kaki di lokasi kejadian dan menghancurkan setidaknya delapan rumah di sekitarnya.
"Ledakan itu begitu kuat sehingga saya terpental beberapa meter. Banyak rumah hancur dan orang-orang berteriak minta tolong," ujar Nadir Ali Shah, seorang pria berusia 40 tahun yang tengah dirawat di rumah sakit akibat luka di kepala dan kaki.
Seorang pejabat intelijen Pakistan menyebutkan bahwa setelah ledakan, 12 militan berusaha menyerbu kompleks tersebut. Pasukan keamanan yang berjaga segera membalas serangan dan menembak mati enam dari para penyerang.
Kelompok militan Hafiz Gul Bahadur mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Kelompok ini diketahui memiliki hubungan erat dengan Taliban Afghanistan dan pernah mendukung mereka dalam perang melawan koalisi NATO pimpinan Amerika Serikat sejak 2001.
"Pejuang kami berhasil mencapai target penting dan mengambil alih kendali," ujar pernyataan resmi dari kelompok tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Serangan brutal ini menuai kecaman luas dari berbagai pihak. Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, menyebutnya sebagai "tindakan biadab" dan menegaskan bahwa "seluruh bangsa menolak aksi keji seperti ini."
"Serangan terhadap warga sipil, terutama saat Ramadan, adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Kami akan memastikan pelakunya mendapatkan hukuman setimpal," ujar seorang pejabat tinggi keamanan Pakistan.
Eskalasi Kekerasan di Pakistan
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan enam orang di sebuah sekolah agama di Pakistan yang kerap dikunjungi oleh para pemimpin Taliban. Serangan militan semacam ini telah meningkat tajam sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus 2021.
Kelompok Hafiz Gul Bahadur juga diketahui bertanggung jawab atas serangan serupa pada Juli tahun lalu, ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak diledakkan di tembok kompleks militer yang sama, menewaskan delapan tentara Pakistan.
Menurut laporan Center for Research and Security Studies (CRSS) yang berbasis di Islamabad, tahun 2023 menjadi tahun paling mematikan dalam satu dekade terakhir di Pakistan. Lebih dari 1.600 orang tewas akibat serangan militan sepanjang tahun lalu, dengan sebagian besar insiden terjadi di daerah perbatasan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Pemerintah Pakistan menuduh rezim Taliban di Afghanistan tidak serius dalam menumpas kelompok militan yang bersembunyi di wilayahnya sebelum melancarkan serangan ke Pakistan. Namun, Taliban Afghanistan membantah tuduhan tersebut dan menyebut bahwa mereka tidak melindungi kelompok teroris di negaranya.
Situasi Mencekam
Saat ini, situasi di Bannu masih mencekam. Pasukan keamanan telah meningkatkan patroli dan operasi pencarian terhadap kelompok militan yang mungkin masih bersembunyi di wilayah tersebut. Rumah sakit setempat juga kewalahan menangani puluhan korban luka akibat ledakan dan baku tembak yang terjadi setelahnya.
Masyarakat setempat mengungkapkan ketakutan mereka atas meningkatnya kekerasan di wilayah itu. "Kami tidak tahu apakah kami akan selamat atau tidak. Situasi di sini makin berbahaya," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Pemerintah Pakistan berjanji akan meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk memastikan perlindungan bagi warganya, terutama selama bulan Ramadan yang suci. Namun, serangan ini kembali menegaskan bahwa ancaman militan di Pakistan masih jauh dari kata berakhir.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Ramadan di Gaza: Daur Ulang Kardus Bekas Menjadi Lentera
Next Article Ledakan Guncang Tol Bandara Karachi Pakistan, 2 Warga China Tewas