Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Asia-Pasifik merosot hari ini Selasa (11/3/2025), mengikuti Wall Street. Hal tersebut seiring dengan kecemasan investor atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan menyebabkan resesi ekonomi terbesar di dunia.
Di Jepang indeks acuan Nikkei 225 anjlok lebih dari 2% tak lama setelah pembukaan, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,57%.
Lalu di Korea Selatan, Kospi mengawali hari dengan penurunan lebih dari 2%, sedangkan Kosdaq yang berkapitalisasi lebih kecil anjlok nyaris 2%.
S&P/ASX 200 Australia anjlok 1,69% pada awal perdagangan, berbalik arah dari kenaikan pada sesi sebelumnya.
Sebagai informasi, Wall Street merosot di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Trump dapat mendorong AS ke dalam resesi. S&P 500 merosot 2,7%, setelah menyentuh level terendah sejak September pada satu titik.
Nasdaq Composite, indeks saham teknologi mengalami penurunan paling tajam, jatuh 4%. Angka ini merupakan sesi terburuk sejak September 2022. Dow Jones Industrial Average turun 2,08%, berakhir pada 41.911,71.
S&P 500 turun 8,7% dari level tertinggi sepanjang masa pada 19 Februari, sementara Nasdaq Composite turun hampir 14% dari level tertinggi baru-baru ini. Penurunan 10% dianggap sebagai koreksi di Wall Street.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin, Senin (10/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli. IHSG ditutup turun 0,57% ke level 6.598,21.
Mayoritas sektor perdagangan berada di zona merah dengan utilitas dan kesehatan mencatatkan kontraksi terdalam. Sementara itu, sektor teknologi, konsumer non primer dan energi bergerak di zona hijau.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Gagal Menguat di Tengah Pelemahan Indeks Dolar AS
Next Article Bursa Asia Hijau Royo-royo, Nikkei Paling Kencang!